Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam kunjungannya pada hari Rabu, (10/12/2025) bahwa pihaknya senang dengan perkembangan hubungan militer antara kedua negara dan siap membantu Indonesia, khususnya di bidang pengembangan energi nuklir.
Melansir Reuters, Kamis (11/12/2025), Putin, yang menjamu Prabowo di Kremlin, mengatakan ia juga ingin membahas apa yang disebutnya sebagai sedikit penurunan volume ekspor gandum Rusia ke Indonesia tahun ini.
Ini adalah pertemuan kedua mereka tahun ini di Rusia, sebagai bagian dari strategi Putin untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara Selatan karena ekonominya masih berada di bawah sanksi Barat akibat perang di Ukraina.
Putin juga menyebut bahwa saat ini Rusia sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di beberapa bagian negara.
Baca Juga: Danantara Incar Lima Sektor di Yordania Mulai Infrastruktur Hingga Transisi Energi
"Jika Anda menganggap memungkinkan untuk melibatkan spesialis kami, kami selalu siap membantu Anda," ungkap Putin kepada Prabowo.
Asal tahu saja, Indonesia telah resmi memasukkan rencana Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 sebagai bagian dari strategi transisi energi nasional.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa PLTN pertama Indonesia ditargetkan mulai beroperasi pada 2030 atau paling lambat 2032 dengan kapasitas awal sebesar 500 Megawatt (MW).
"Untuk PLTN kita targetkan mulai operasi pada 2030 atau 2032. Karena itu, semua regulasi terkait PLTN harus segera dipersiapkan," ujar Bahlil dalam sidang perdana Anggota DEN Tahun 2025, Kamis (17/4/2025).
Baca Juga: Ditjen Pajak Sandera Penunggak Pajak Rp 21,15 Miliar di Ancol
Anggota DEN dari unsur pemangku kepentingan, Agus Puji Prasetyono, mengungkapkan bahwa PLTN perdana dirancang memiliki kapasitas awal 2x250 Megawatt (MW).
Dengan lokasi prioritas pembangunannya tersebar di beberapa provinsi, yakni Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, dan Pulau Halmahera.
“Setelah unit pertama dibangun, akan ada ekspansi dengan kombinasi reaktor berukuran besar, menengah, hingga kecil,” jelas Agus.
Selanjutnya: Bank Mandiri Lakukan Pemetaan Debitur Terdampak Bencana di Sumatra
Menarik Dibaca: Kahf Luncurkan Dua Serum Terbaru, Gunakan Teknologi Niosome
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













