Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kinerja impor di bulan Agustus 2016 diperkirakan mengalami perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Namun sejumlah ekonom memproyeksi peningkatan tersebut lantaran impor bulan sebelumnya yang rendah. Sementara permintaan domestik diperkirakan masih lemah.
Ekonom Maybank Indonesia Juniman memperkirakan, kinerja ekspor impor bulan Agustus 2016 masing-masing sebesar US$ 11,65 miliar dan US$ 11,21 miliar.
Jumlah tersebut meningkat dibanding ekspor impor bulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar US$ 9,51 miliar dan US$ 8,92 miliar dan turun masing-masing 8,46% dan 9,36% year on year (YoY).
Menurut Juniman, peningkatan tersebut lebih karena faktor musiman. Setelah lebaran lanjut dia, aktivitas perdagangan internasional Indonesia kembali ke kondisi normal seperti bulan-bulan sebelum musim puasa.
Ia melihat, belum ada tanda-tanda penguatan perdagangan internasional, khususnya dari sisi impor. "Belum ada penguatan permintaan kalau dilihat dari impor. Sebab nilai impor di Agustus hampir sama dengan nilai impor di bulan Mei yang mencapai US$ 11 miliar," kata Junimamn, Selasa (13/9).
Juniman berpendapat, impor bahan baku dan barang modal belum mengalami peningkatan. Bahkan, impor bahan baku dan barang modal di bulan Juli mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, walaupun impor barang konsumsi mengalami peningkatan.
Juniman memperkirakan, kinerja ekspor impor sepanjang tahun ini juga masih lebih rendah dibanding tahun lalu dengan penurunan masing-masing sebesar 8,2% dan 9% YoY. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan bisa berlanjut hingga akhir tahun dengan perkiraan besaran surplus sebesar US$ 5,5-US$ 7 miliar.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga mengatakan demikian. David memperkirakan adanya kecenderungan impor melemah hingga akhir tahun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, walaupun impor di bulan Agustus menunjukkan tren peningkatan dibanding bulan sebelumnya.
"Impor bahan baku dan barang modal masih belum tumbuh kencang. Pengaruh dari swasta yang masih lemah," kata David. Apalagi, setelah pemerintah memutuskan untuk melakukan pemangkasan anggaran belanjanya pada tahun ini.
Sementara itu, dari sisi ekspor di bulan Agustus, David melihat adanya peningkatan dibanding sebelumnya. Namun hal tersebut lebih karena harga beberapa komoditas yang mengalami peningkatan, sementara dari sisi volume belum cukup membantu.
David memperkirakan, kinerja ekspor impor Agustus 2016 masing-masing turun 12% dan 13% YoY. Dengan penurunan impor yang lebih dalam tersebut, neraca perdagangan Agustus diperkirakan David mencapai US$ 420 juta.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memproyeksi, kinerja impor Agustus 2016 mengalami penurunan 18,01%, lebih dalam dibanding ekspor yang turun 15,68%. Ia memperkirakan surplus neraca perdagangan bulan lalu mencapai US$ 565 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News