Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Nah, permasalahannya selama 20 tahun terakhir, ekonomi Indonesia masih terus terpusat di Jawa atau 59% dari total PDB. Kata Febrio pemerintah harus melakukan lebih banyak inisiatif baru, baik investasi infrastruktur maupun mendorong investasi swasta, di luar Jawa.
Baca Juga: Hari ini Rupiah Berpeluang Unggul dari Dolar AS
Di sisi lain, Febro mengatakan PDB kuartal-II 2019 masih bisa naik meski pelan. Pada kuartal II-2019 dia meramal konsumsi bakal menguat dibanding kuartal I-2019 karena momentum Ramadhan dan Idul Fitri. Sehingga, terdapat kemungkinan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi untuk yang didukung oleh iklim investasi yang lebih jelas.
Sementara, stabilitas rupiah tejaga. “Didukung oleh pengembalian investasi portofolio yang relatif menarik karena membaiknya kondisi eksternal dan domestik,” kata Febrio.
Baca Juga: Spekulasi Bunga Mendorong Harga Emas dan Logam Mulia Lainnya Kembali Menguat
Mata uang Garuda dalam pasar spot sepanjang kuartal II-2019 menguat 0,82%. Ditutup sebesar Rp 14.126 per dollar AS pada akhir bulan Juni lalu.
Sampai dengan akhir tahun 2019, Febrio memprediksi pertumbuhan PDB 2019 sebesar 5,1%-5,2%. Angka ini lebih rendah dari estimasi kami sebelumnya di 5,2%-5,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News