kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Proyeksi LPEM UI, PDB kuartal II-2019 hanay melaju di gigi satu


Sabtu, 03 Agustus 2019 / 07:00 WIB
Proyeksi LPEM UI, PDB kuartal II-2019 hanay melaju di gigi satu


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik bakal merilis proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2019 pada Senin (5/8). Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) meramal pertumbuhan ekonomi hanya melaju di gigi satu.

Head of Research LPEM UI Febrio N. Kacaribu meramal pertumbuhan PDB kuartal II-2019 akan berada di level 5,1%. Angka tersebut tumbuh tipis dibanding kuartal I-2019 di level 5,07%. Namun, lebih rendah daripada periode sama 2018 yakni 5,27%.

Baca Juga: Industri Lesu Darah, Ekonomi Kian Payah

Terlepas dari faktor musiman, Febrio menilai pada bulan April-Juni 2019 ada dua faktor utama yang membuat laju pertumbuhan ekonomi ngeden. Pertama, tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang menyebabkan perlambatan ekonomi global.

Kedua, sikap investor yang menunggu jelang Pemilu 2019 diperkirakan sebagai faktor yang menghambat konsumsi dan investasi rumah tangga secara keseluruhan.

Oleh karena itu sektor manufaktur diprakirakan bakal lebih melambat dibanding kuartal I-2019. Tanda-tanda tersebut dirasakan sektor yang merupakan kontributor terbesar yang mana hanya tumbuh 3,95% year on year (yoy) pada triwulan I-2019.

Baca Juga: Kurs Rupiah bisa Lebih Berotot, sebaliknya IHSG mungkin Melandai

“Pemerintah baru harus segera membuat agenda reformasi struktural dengan langkah-langkah berani dan signifikan untuk menghidupkan kembali daya saing industri manufaktur Indonesia,” kata Febrio dalam analisisnya, Jumat (2/8).

Nah, permasalahannya selama 20 tahun terakhir, ekonomi Indonesia masih terus terpusat di Jawa atau 59% dari total PDB. Kata Febrio pemerintah harus melakukan lebih banyak inisiatif baru, baik investasi infrastruktur maupun mendorong investasi swasta, di luar Jawa.

Baca Juga: Hari ini Rupiah Berpeluang Unggul dari Dolar AS

Di sisi lain, Febro mengatakan PDB kuartal-II 2019 masih bisa naik meski pelan. Pada kuartal II-2019 dia meramal konsumsi bakal menguat dibanding kuartal I-2019 karena momentum Ramadhan dan Idul Fitri. Sehingga, terdapat kemungkinan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi untuk yang didukung oleh iklim investasi yang lebih jelas.

Sementara, stabilitas rupiah tejaga. “Didukung oleh pengembalian investasi portofolio yang relatif menarik karena membaiknya kondisi eksternal dan domestik,” kata Febrio.

Baca Juga: Spekulasi Bunga Mendorong Harga Emas dan Logam Mulia Lainnya Kembali Menguat

Mata uang Garuda dalam pasar spot sepanjang kuartal II-2019 menguat 0,82%. Ditutup sebesar Rp 14.126 per dollar AS pada akhir bulan Juni lalu.

Sampai dengan akhir tahun 2019, Febrio memprediksi pertumbuhan PDB 2019 sebesar 5,1%-5,2%. Angka ini lebih rendah dari estimasi kami sebelumnya di 5,2%-5,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×