Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SAMARINDA. Proyek Ibu Kota Negara menjadi potensi daerah yang akan dikembangkan melalui penguatan ekosistem kemitraan vokasi yang akan dilakukan di Kalimantan Timur (Kaltim).
Diketahui, Kaltim merupakan salah satu provinsi pengampu Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Daerah yang tergabung dalam Konsorsium Kaltara (Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara).
Direktur Politeknik Negeri Samarinda, sekaligus Ketua Konsorsium Kaltara, Ahyar M Diah menilai proyek IKN membuka peluang besar untuk pengembangan inovasi misalnya dari sisi energi baru terbarukan.
Baca Juga: Penjualan Properti Astra Land Indonesia di Bawah Ekspetasi
"Energi baru terbarukan penting untuk pengembangan IKN dan Politeknik Negeri Samarinda punya inovasi solar panel (yang ditawarkan), kemudian program lainnya akan dikoordinir bersama," jelas Ahyar dijumpai usai Kick Off Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Untuk Pengembangan Inovasi Berbasis daerah di Samarinda, Selasa Malam (26/9).
Ia menilai melalui penguatan ekosistem kemitraan ini potensi daerah untuk mengembangkan ekonomi akan lebih cepat. Sebab, konsorsium dimerdekakan untuk membuat mitra bekerjasama dengan pendidikan vokasi, dunia usaha dan pemerintah daerah.
Terdapat tiga hal penting yang bisa dihasilkan lewat penguatan ekosistem kemitraan. Pertama, workforce planning, di mana bakal dipetakan lapangan kerja untuk tahun ini maupun tahun mendatang.
Baca Juga: Penjualan Properti Melambat Jelang Pemilu, Begini Strategi Astra Land Indonesia
Kedua, innovation planning. Ketiga, policy brief di mana pada akhirnya ada peraturan daerah yang dikeluarkan untuk mendukung pendidikan vokasi dimanfaatkan oleh industri.
Melalui penguatan ekosistem kemitraan ini, pihaknya juga bisa mendapatkan pendanaan sebesar Rp 600 juta - Rp 1 miliar yang bersumber dari dana abadi Pengembangan Layanan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mendukung pengembangan inovasi yang konsorsium ciptakan.
"Jadi ini proyek yang terukur untuk dikerjakan secara bersama-sama dan kalau dikerjakan bersama sama banyak pikiran bisa memecahkan semakin banyak masalah," terang Ahyar.
Asal tahu saja, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyiapkan anggaran sebesar Rp 55 miliar untuk program pengembangan inovasi berbasis daerah melalui pendidikan vokasi.
Baca Juga: Konsep Transmigrasi ke IKN Nusantara
Anggaran tersebut bersumber dari dana abadi Pengembangan Layanan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk digunakan selama tiga tahun pelaksanaan program.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati mengatakan masing-masing wilayah akan mendapatkan pendanaan berbeda-beda tergantung dengan proyek inovasi yang akan ditawarkan.
Setiap wilayah melalui konsorsiun akan memulai maping terhadap kebutuhan lapangan kerja di wilayah itu, baik dari sisi jumlah maupun jenis keahliannya. Kemudian maping terkait potensi daerah dan ketersedian vokasi untuk pengembangan inovasi.
Baca Juga: Pemasangan Bilah Garuda Kantor Presiden di IKN Beres Maret 2024
"Jadi dasar penetapan alokasi anggaran ditentukan oleh kinerja, scoop wilayan kerja dan bidang kerja, provinsi tertentu mungkin lebih besar karena cakupan kerja dan wilayahnya lebih besar," jelas Kiki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News