Reporter: Dina Farisah, Eka Saputra | Editor: Edy Can
JAKARTA. Proses penyelidikan kasus pembangunan pusat pelatihan olahraga Hambalang masih lama. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memperpanjang masa pemeriksaan hingga 100 hari ke depan.
BPK beralasan ada sejumlah data yang harus digali lebih dalam. Anggota BPK Agung Firman Sampurna mengaku sudah ada beberapa temuan namun belum bisa dibuka. Menurutnya, audit proyek Hambalang ini masuk kategori pemeriksaan investigatif sehingga hasil audit baru disampaikan setelah lengkap.
BPK juga turut memperhatikan amblasnya bangunan dalam proyek tersebut. “Kami akan tanyakan konsultan perencana dan kontraktornya. Apakah misalnya itu terjadi karena faktor alam, cuaca, atau survei yang tidak baik atau bagaimana,” kata Wakil Ketua BPK Hasan Bisri, Selasa (29/5).
Asal tahu saja, ada indikasi korupsi dalam proyek Hambang senilai Rp 1,2 triliun. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang mengusut proyek di atas lahan seluas 32 hektare tersebut.
Indikasi korupsi ini menguat setelah tanah di tiga bangunan amblas. Kementerian Pekerjaan Umum mengatakan, amblas lahan tersebut terjadi Desember 2011 lalu.
Saat ini, ambles tanah Hambalang terjadi pada tiga titik, yakni indoor untuk lapangan bulu tangkis, power house (gardu listrik), dan sebagian jalan. Dari luas total Hambalang 32 hektare, luas tanah yang longsor terjadi di lapangan indoor bulu tangkis 1.800 m2. Lapangan ini masih berupa fondasi dan tiang-tiang.
Sementara luas power house mencapai 50m2. Areal ini sudah rampung 80%. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Budi Yuwono mengaku telah memanggil konsultan untuk mengusut penyebab terjadinya longsoran tanah tersebut.
Saat ini proyek tersebut telah dihentikan sementara. Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng mengatakan, penghentian ini untuk evaluasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News