kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prompt Manufacturing Index (PMI) manufaktur melambat pada kuartal IV 2019


Senin, 13 Januari 2020 / 10:54 WIB
Prompt Manufacturing Index (PMI) manufaktur melambat pada kuartal IV 2019


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja industri pengolahan kembali melambat pada kuartal IV-2019. Hal ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia (BI) yang sebesar 51,50% atau lebih rendah dari PMI pada kuartal sebelumnya yang sebesar 52,04%.

"Meski mengalami perlambatan, industri pengolahan masih berada pada fase ekspansi," tulis BI dalam keterangan resminya, Senin (13/1).

Baca Juga: Ekonom dan pengusaha yakin manufaktur masih bisa sokong perekonomian Indonesia

Kinerja industri pengolahan pada kuartal terakhir di tahun 2019 tersebut ditunjang oleh beberapa komponen, seperti volume produksi, volume pesanan, dan volume persediaan barang jadi.

Hanya saja, terdapat dua komponen indikator dalam PMI yang mengalami kontraksi, yaitu kecepatan penerimaan barang input dan penggunaan jumlah tenaga kerja.

Secara terperinci, indeks volume produksi PMI-BI tercatat sebesar 53,42% atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat 53,64%. Hal ini sejalan dengan indikasi menurunnya permintaan.

Sejalan dengan melambatnya volume produksi, indeks volume pesanan barang input juga tercatat lebih rendah dari kuartal sebelumnya, yaitu dari 53,48% menjadi sebesar 53,27% pada kuartal IV-2019 ini.

Demikian juga dengan indeks volume persediaan barang jadi. Komponen ini mencatat indeks sebesar 52,56% atau lebih rendah dari kuartal III-2019 yang sebesar 54,27%.

Baca Juga: Ekonomi China makin lambat, tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia kian berat

Meski begitu, kinerja pada komponen tersebut didorong oleh permintaan terhadap produk industri, terutama produk makanan dan minuman untuk perayaan Natal dan Tahun Baru.

Sementara itu, indeks penggunaan jumlah tenaga kerja pada kuartal IV-2019 terlihat mengalami kontraksi, yaitu sebesar 47,23% dan lebih dalam dibandingkan kontraksi pada kuartal III-2019 yang sebesar 48,68%.

Kontraksi terlihat juga dalam aspek kecepatan penerimaan pesanan barang input. Komponen ini menunjukkan indeks sebesar 49,71%.

Bila dilihat dari sub sektor ekonomi, ekspansi kegiatan usaha pada kuartal IV-2019 terlihat pada sebagian besar subsektor kecuali pada Industri Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki, Industri Kertas dan Barang cetakan, serta Industri Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya yang mengalami kontraksi.

Baca Juga: CORE prediksi neraca perdagangan masih surplus meski kinerja ekspor menurun

BI mencatat ekspansi tertinggi terjadi dalam subsektor Industri semen dan Barang Galian Non Logam dengan indeks sebesar 57,43%. Ini didorong oleh ekspansi volume produksi dan volume pesanan barang input.

Sementara sub sektor industri yang mengalami kontraksi terdalam adalah Industri Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya yang menorehkan indeks sebesar 47,14%, terutama bersumber dari penurunan pada komponen volume produksi, volume pesanan, dan persediaan barang jadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×