kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.392   -122,00   -0,74%
  • IDX 6.902   115,33   1,70%
  • KOMPAS100 1.001   21,04   2,15%
  • LQ45 769   15,41   2,04%
  • ISSI 224   3,09   1,40%
  • IDX30 399   8,06   2,06%
  • IDXHIDIV20 464   7,64   1,67%
  • IDX80 112   2,21   2,01%
  • IDXV30 114   0,80   0,70%
  • IDXQ30 129   2,64   2,10%

Prompt Manufacturing Index (PMI) manufaktur melambat pada kuartal IV 2019


Senin, 13 Januari 2020 / 10:54 WIB
Prompt Manufacturing Index (PMI) manufaktur melambat pada kuartal IV 2019
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja industri pengolahan kembali melambat pada kuartal IV-2019. Hal ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia (BI) yang sebesar 51,50% atau lebih rendah dari PMI pada kuartal sebelumnya yang sebesar 52,04%.

"Meski mengalami perlambatan, industri pengolahan masih berada pada fase ekspansi," tulis BI dalam keterangan resminya, Senin (13/1).

Baca Juga: Ekonom dan pengusaha yakin manufaktur masih bisa sokong perekonomian Indonesia

Kinerja industri pengolahan pada kuartal terakhir di tahun 2019 tersebut ditunjang oleh beberapa komponen, seperti volume produksi, volume pesanan, dan volume persediaan barang jadi.

Hanya saja, terdapat dua komponen indikator dalam PMI yang mengalami kontraksi, yaitu kecepatan penerimaan barang input dan penggunaan jumlah tenaga kerja.

Secara terperinci, indeks volume produksi PMI-BI tercatat sebesar 53,42% atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat 53,64%. Hal ini sejalan dengan indikasi menurunnya permintaan.

Sejalan dengan melambatnya volume produksi, indeks volume pesanan barang input juga tercatat lebih rendah dari kuartal sebelumnya, yaitu dari 53,48% menjadi sebesar 53,27% pada kuartal IV-2019 ini.

Demikian juga dengan indeks volume persediaan barang jadi. Komponen ini mencatat indeks sebesar 52,56% atau lebih rendah dari kuartal III-2019 yang sebesar 54,27%.

Baca Juga: Ekonomi China makin lambat, tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia kian berat

Meski begitu, kinerja pada komponen tersebut didorong oleh permintaan terhadap produk industri, terutama produk makanan dan minuman untuk perayaan Natal dan Tahun Baru.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×