kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi China makin lambat, tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia kian berat


Minggu, 13 Oktober 2019 / 12:00 WIB
Ekonomi China makin lambat, tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia kian berat
ILUSTRASI. Ekonomi China diperkirakan semakin melambat hingga tahun depan. Kondisi ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju perekonomian China diperkirakan semakin melambat hingga tahun depan. Kondisi ini berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang memiliki relasi cukup erat dengan Negeri Panda itu.

Ketidakpastian perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) menjadi faktor utama buruknya prospek ekonomi China ke depan. Disusul kondisi konsumsi domestik dan pertumbuhan investasi swasta yang ikut melemah.

Bank Dunia dalam laporan teranyar  bertajuk East Asia and Pacific Economic Update Oktober 2019:  Weathering Growing Risk memprediksikan, pertumbuhan ekonomi China tahun ini hanya akan mencapai 6,1% secara year-on-year (yoy), melambat dari pertumbuhan 6,6% pada 2018.

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi Indonesia malah diprediksi bisa di bawah 5%

Perlambatan ini diperkirakan masih akan berlanjut dengan proyeksi pertumbuhan China terus menurun menjadi 5,9% pada 2020 dan 5,8% pada 2021.

Arus perdagangan pada negara terpadat di dunia itu pun menukik tajam. Baru-baru ini, polling ekonom Reuters memperkirakan pertumbuhan ekspor China terkontraksi lebih dalam mencapai -3%.

Sementara Bank Dunia mencatat, ekspor barang China hanya tumbuh 0,4% pada delapan bulan pertama tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun lalu di mana ekspor tumbuh 9,9%. Pertumbuhan impor lebih tertekan lagi, yaitu turun 4,6% yoy per Agustus, dibandingkan pertumbuhan 15,8% yoy pada periode sama tahun lalu.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves telah menggambarkan, setiap penurunan 1 poin persentase  (percentage point) pada ekonomi China akan berdampak pada penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0,3  percentage point.

Baca Juga: Hari kedua: China sepakat perjanjian dagang fase 1, Trump tunda kenaikan tarif

Bank Dunia juga telah menyampaikan proyeksi terbarunya untuk ekonomi Indonesia yang hanya akan tumbuh 5% tahun ini. Meski, pertumbuhan diperkirakan akan kembali membaik ke level 5,1% dan 5,2% pada 2020 dan 2021.



TERBARU

[X]
×