kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Produksi Menyusut, Impor Beras Naik Menjadi 3,6 Juta Ton Tahun Ini


Rabu, 04 September 2024 / 17:15 WIB
Produksi Menyusut, Impor Beras Naik Menjadi 3,6 Juta Ton Tahun Ini
ILUSTRASI. Produksi berkurang menjadi alasan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan impor beras menjadi sebesar 3,6 juta ton di tahun 2024.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) membeberkan alasan kenaikan impor beras menjadi sebesar 3,6 juta ton di tahun 2024. 

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan kenaikan impor beras ini menyesuaikan dengan kondisi produksi tahun ini yang cenderung turun jika dibandingkan dengan tahun lalu. 

"Kalau tahun lalu kita impor beras 2 juta ton, hari ini kita 3,6 juta ton. Ini angkanya memang mendekati proyeksi, karena kita sepakat menggunakan early warning system," kata Arief dalam Raker bersama Komisi IV DPR RI, di Gedung Parlemen, Rabu (4/9). 

Baca Juga: Ada Pilkada, Bapanas Minta Bulog Pastikan Cadangan Beras di Atas 2 Juta Ton

Arief menerangkan total produksi beras Januari-Oktober 2024 mencapai 26,93 juta ton, lebih rendah 1,41 juta ton atau turun 4,97% jika dibandingkan dengan periode sama di tahun lalu. 

Sementara total konsumsi beras Januari-Oktober 2024 sebesar 25,74 juta ton, lebih tinggi 250.000 ton atau 0,98% dibandingkan periode sama di 2023. 

"Dari sini perlu disampaikan selisih produksi dan konsumsi 2024 selisihnya sampai dengan oktober dibanding tahun lalu defisit 1,6 juta ton," jelas Arief. 

Maka itu, kata dia, penambahan impor ini perlu dilakukan untuk menjaga cadangan beras pemerintah (CBP) di level aman. 

Selain itu, upaya dalam menggenjot produksi dalam negeri juga perlu diperkuat setidaknya sampai dengan Februari pada tahun 2025 mendatang. 

"Mengenai proyeksi (produksi) kita harus duduk dengan Menteri Pertanian apakah tiga bulan terkhir sampai dengan 2 bulan di awal tahun produksi bisa diatas konsumsi atau tidak," imbuhnya. 

Selanjutnya: Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional Turun di Kuartal II, Ini Kata Ekonom

Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Dapat Memperburuk Serta Menurunkan Kolesterol Menurut Penelitian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×