kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   1,00   0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Tak Ada Penambahan Impor Beras, Bos Bulog: Penugasan Tetap 3,6 Juta Ton Tahun Ini


Minggu, 01 September 2024 / 17:13 WIB
Tak Ada Penambahan Impor Beras, Bos Bulog: Penugasan Tetap 3,6 Juta Ton Tahun Ini
ILUSTRASI. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menegaskan bahwa tidak akan ada penambahan impor beras . ANTARA FOTO/Ampelsa/rwa.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menegaskan bahwa tidak akan ada penambahan impor beras di luar penugasan yang sudah ditetapkan sebesar 3,6 juta ton untuk tahun ini.

Bayu menjelaskan bahwa hingga Juli 2024, volume impor beras yang telah masuk ke Indonesia mencapai 2,4 juta ton. 

Dalam waktu dekat, Bulog akan menyelesaikan kontrak impor beras sekitar 300 ribu ton. Selain itu, Bulog telah mendapatkan komitmen untuk memasok sekitar 900 ribu ton beras ke tanah air. 

Bayu menargetkan agar seluruh beras impor yang belum terealisasi dapat masuk ke Indonesia sebelum Desember 2024.

Baca Juga: Soal Akuisisi Beras Kamboja, Bulog Mengaku Ada Beberapa Kendala

"Jadi, totalnya sekitar 2,7 juta ton yang sudah masuk ke Indonesia. Sisanya 900 ribu ton dari 3,6 juta ton yang diharapkan bisa masuk sebelum Desember 2024," ujar Bayu di Kantor Perum Bulog pada Jumat (30/8).

Bayu menegaskan bahwa seluruh beras impor tersebut akan digunakan sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). 

Saat ini, total stok beras yang dikelola oleh Bulog mencapai 1,5 juta ton. Selain dari impor, stok ini juga diperoleh dari penyerapan beras dalam negeri yang telah mencapai 900 ribu ton.

"Kami masih akan memantau prospek pengadaan lokal dalam satu hingga dua bulan ke depan, terutama pada September 2024," tambah Bayu.

Baca Juga: Harga Ekspor Beras Thailand Catat Rekor Tertinggi dalam Dua Bulan

Sebelumnya, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menyoroti penurunan produksi beras tahun ini. 

Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) dari Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi defisit produksi beras sebesar 2,6 juta ton pada periode Januari hingga Juli 2024. 

Penurunan ini, menurut Khudori, dapat mempengaruhi volume impor yang sudah ditetapkan pemerintah sebesar 3,6 juta ton.

"Jika dilihat dari data KSA BPS, surplus produksi beras periode Januari hingga Juli tahun ini lebih rendah 2,6 juta ton dibandingkan dengan tahun lalu," jelas Khudori.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×