Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir Juli 2024, realisasi beras impor telah mencapai 2,2 juta ton. Hal ini ditegaskan langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, Minggu (28/7).
Bayu mengatakan sumber impor terbanyak di tahun ini masih dari Thailand dan Vietnam. Meski begitu pihaknya tak merinci berapa persen beras yang bersumber dari sana.
"Saya lupa, tapi yang paling banyak masih di Thailand dan Vietnam," jabarnya.
Adapun, Bulog mendapatkan penugasan impor sebanyak 3,6 juta ton di tahun ini.
Baca Juga: Bos Bulog: Beras di IKN Akan Dipasok dari Gudang Samarinda dan Balikpapan
Bayu menegaskan tak ada penambahan impor meskipun akan ada momentum pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di akhir tahun nanti.
Menurutnya, pilkada itu tak akan banyak merubah supplay dan demand beras. Bulog juga berkomitmen terus membanjiri pasar untuk menjaga harga di agenda pesta rakyat itu.
"Jadi Bulog mempersiapkan dengan cara bahwa pasokan yang ada di masyarakat juga akan terjaga," tambahnya.
Sebelumnya, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori meminta Bulog untuk menghitung kembali kebutuhan impor beras menghadapi Pilkada.
Pasalnya, saat ini Bulog telah merealisasikan sebanyak 2,2 juta ton penugasan impor. Dan berdasarkan hitungan AEPI, pemerintah perlu menambah 1,3 juta ton untuk memenuhi kebutuahan hingga akhir tahun.
"Tapi terus terang kebutuhan operasi pasar sampai akhir tahun belum memperhitungkan kebutuhan untuk logistik dan bansos atau serangan fajar pilkada," jelas Khudori.
Makanya, Khudori meminta Bulog melakukan perhitungan lagi. Perhitungan ini harus menambahkan kebutuhan perkiraan pilkada termasuk perkiraan produksi beras di Oktober-Desember mendatang.
Setelah perhitungan tersebut, pemerintah dapat memutuskan apakah impor perlu ditambah atau justru kurang dari 3,6 juta ton dari penugasan yang diberikan kepada Bulog.
"Dan ini setidaknya bisa diketahui di akhir September. Di bulan itu setidaknya kita sudah dapat perkiraan produksi di Oktober-Desember plus produksi riil Januari-September," jelasnya.
Baca Juga: Bapanas Tugaskan Bulog Serap Gabah 600.000 Ton Hingga Akhir Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News