kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Produksi manufaktur triwulan pertama naik 5,05%


Senin, 04 Mei 2015 / 16:45 WIB
Produksi manufaktur triwulan pertama naik 5,05%
ILUSTRASI. Pengunjung melihat produk yang dipamerkan dalam pameran Indonesia Franchise & License Expo Indonesia (FLEI) 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (3/6/2022). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Di tengah lesunya ekspor untuk mendongkrak ekonomi, ada sedikit harapan pada industri manufaktur. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan pertama 2015 naik 5,05% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Indeks produksi manufaktur triwulan I-2015 tercatat 122,81. Pada triwulan I-2014 indeks tercatat 116,91. Kepala BPS Suryamin mengatakan kenaikan industri manufaktur ini utamanya disebabkan kenaikan pada produksi barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang mencapai 13,01%.

"Ini linknya untuk infrastruktur," ujar Suryamin, Senin (4/5). Selain barang logam, bukan mesin dan peralatannya, yang juga mengalami kenaikan adalah industri peralatan listrik sebesar 10,13%, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9,75%, dan industri makanan sebesar 7,08%.

Ada juga beberapa industri sektor manufaktur yang mengalami penurunan. Industri pakaian jadi, karet, barang dari karet dan plastik serta industri kertas dan barang dari kertas masing-masing mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 3%, 3,94%, dan 4,04%.

Adapun apabila dibandingkan dengan triwulan IV-2014, produksi industri manufaktur tiga bulan pertama 2015 ini turun 0,71%. Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri barang galian bukan logam turun 6,64%, industri peralatan listrik turun 4,74%, dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya turun 4,38%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×