kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.080   -83,96   -1,17%
  • KOMPAS100 1.055   -15,18   -1,42%
  • LQ45 826   -11,60   -1,38%
  • ISSI 212   -3,57   -1,65%
  • IDX30 424   -5,54   -1,29%
  • IDXHIDIV20 506   -9,70   -1,88%
  • IDX80 121   -1,59   -1,30%
  • IDXV30 125   -1,09   -0,87%
  • IDXQ30 140   -2,34   -1,64%

Produksi Diproyeksi 32 Juta Ton, Pemerintah Optimistis Impor Beras di 2025 Berkurang


Selasa, 26 November 2024 / 22:00 WIB
Produksi Diproyeksi 32 Juta Ton, Pemerintah Optimistis Impor Beras di 2025 Berkurang
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan usai?Pelantikan Pejabat Tinggi Kemenko Pangan. Pemerintah optimistis volume impor beras pada tahun 2025 akan lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis volume impor beras pada tahun 2025 akan lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam rapat terbatas dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/11). 

Zulhas menjelaskan bahwa produksi beras tahun 2025 diproyeksikan mencapai 32 juta ton. Selain itu, stok beras Bulog diperkirakan sebesar 1,94 juta ton pada akhir Desember 2024, sementara stok di masyarakat mencapai 8 juta ton.  

"Kalau impor pun sedikit, syukur-syukur Pak Mentan ini kerja keras luar biasa, syukur-syukur InsyaAllah tahun depan enggak ada impor, tapi kalau impor pun sedikit," ujar Zulhas. 

Baca Juga: Harga Cabai Turun, Harga Minyak Goreng Naik di Jambi Hari Ini (26/11)

Dalam rapat tersebut, Zulhas juga mengungkapkan bahwa pemerintah memutuskan untuk menambahkan peran Menteri Koordinator Bidang Pangan dalam penentuan neraca komoditas. Sebelumnya, kebijakan ini hanya ditentukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.  

"Nanti mengenai neraca komoditas ditambahkan satu kementerian yaitu menteri (koordinator) bidang ekonomi atau menteri koordinator bidang pangan. Itu saja kalimatnya dan sudah disetujui juga," kata Zulhas.  

Isu distribusi pupuk juga menjadi pembahasan dalam rapat tersebut. Zulhas menyampaikan keputusan untuk memperpendek rantai distribusi pupuk yang selama ini dianggap terlalu panjang.  

“Sudah disepakati nanti Perpres-nya itu diputuskan oleh Kementan (Kementerian Pertanian). Kementan langsung ke Pupuk Indonesia, Pupuk Indonesia langsung ke Gapoktan, pengecer, atau distribusi, sehingga rantai distribusinya menjadi sangat pendek,” jelasnya.  

Baca Juga: Ikan Bandeng dan Daging Sapi Naik, Cek Harga Pangan di Sumatra Barat Selasa (26/11)

Presiden Prabowo turut memberikan arahan terkait infrastruktur irigasi. Ia meminta aturan mengenai tanggung jawab irigasi, yang selama ini terbagi antara pemerintah pusat dan daerah, untuk ditinjau kembali.  

"Ini nanti akan kita lihat Perpres-nya sehingga irigasi itu nanti bisa diputuskan oleh Kementan, walaupun nanti yang mengerjakan adalah Menteri PU," ujar Zulhas.  

Rapat ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi distribusi dan ketersediaan pangan nasional guna mengurangi ketergantungan pada impor.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×