kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Presiden Jokowi: Beberapa daerah defisit beras, cabe, bawang, gula dan telur


Selasa, 28 April 2020 / 14:48 WIB
Presiden Jokowi: Beberapa daerah defisit beras, cabe, bawang, gula dan telur
ILUSTRASI. Penjual menunjukkan stok bawang bombai yang tersisa di Pasar Palima Palembang, Sumatera Selatan, Senin (9/3/2020). Pedagang mengeluhkan sejak merebaknya virus Corona, stok bawang bombai sulit didapat dan hargamya melambung dari kisaran Rp20.000 - Rp35.000


Reporter: Abdul Basith, Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  Tantangan  ketersediaan pangan di tengah pandemi corona atau Covid-19 mulai nampak. Presiden Joko Widodo mengatakan, di tengah pandemic, sejumlah daerah di Indonesia mengalami defisit pasokan bahan pokok.

Dalam Rapat Terbatas tentang Lanjutan Pembahasan Antisipasi Kebutuhan Bahan Pokok di Istana Bogor, Selasa (28/4),  Presiden Jokowi menyebut defisit sudah terjadi pada pasokan beras, jagung, cabai, bawang merah, telor ayam, gula pasir dan bawang putih.

“Untuk beras, defisit pasokan sudah terjadi di 7 provinsi,” ujar dia.  Untuk jagung, defisit terjadi di 11 provinsi, cabai besar 23 provinsi, bawang merah 1 provinsi, telor ayam di 22 provinsi, gula pasir 30 provinsi dan bawang putih di 31 provinsi.  Stok aman hanyalah minyak goreng cukup untuk 34 provinsi. 

Jokowi memerintahkan para menteri terkait bergerak cepat. Tapi, Jokowi minta agar para menteri  menghitung cermat daerah yang mengalami kelebihan dan kekurangan pasokan sehingga bahan pokok bisa didistribusikan secara merata.

Jokowi juga minta agar jajaranya selalu memastikan rantai distribusi bahan pokok ke daerah yang mengalami defisit. "Pastikan distribusi dengan baik sehingga daerah yang defisit bahan pokoknya bisa di-supply dari daerah yang surplus. Distribusi pangan jangan sampai terganggu," katanya.

Khusus untuk beras, Jokowi juga memerintahkan untuk melakukan manajemen pengelolaan beras dengan baik. Berdasarkan laporan yang diterimanya April ini terjadi puncak panen raya.

Pada puncak panen tersebut diperkirakan produksi beras mencapai 5,62 juta ton. Atas potensi itulah, ia meminta Bulog segera bergerak menyerap gabah petani.


"Beli gabah petani dengan insentif harga yang layak. Tolong kalkulasi kemungkinan terjadi kemarau panjang di 2020. Walaupun BMKG bilang tidak ada cuaca ekstrem, tapi kita harus waspadai khususnya soal ketersediaan beras nasional," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×