Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Presiden Joko Widodo ingin menggunakan dana tabungan haji untuk dimanfaatkan pada sektor produktif. Hal tersebut menjadi pembahasan saat Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri Kabinet Kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/2).
"Siang hari ini, saya ingin mengidentifikasi urusan-urusan kita maupun lembaga-lembaga kita yang mempunyai dana yang besar. Karena, apa pun orientasi kita adalah kepada rakyat, pada masyarakat," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas tersebut.
Jokowi mengungkapkan, ada negara tetangga yang memiliki tabungan haji lebih besar dari Indonesia dan tidak menyimpannya dalam deposito. Jokowi tak menyebut negara tetangga yang dimaksudnya.
Ia menyebutkan, menteri dan perdana menteri negara tersebut mengatakan bahwa 90% dana tabungan haji diinvestasikan pada sektor yang lebih menguntungkan dari sekadar didepositokan.
Menurut Jokowi, dana tabungan haji di negara tetangga itu dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan pelabuhan, bandar udara, sampai perkebunan sawit.
"Oleh sebab itu kita sendiri punya Taspen (Tabungan dan Asuransi Pensiun), BPJS, dana haji, dan ada dana bergulir. Saya kira ini sebuah potensi yang besar," ujar Jokowi.
Ia menegaskan, investasi pada pembangunan jalan tol, properti, dan pembangunan pelabuhan hampir tidak pernah ditemui kerugian. Hanya saja, Jokowi merasa perlu untuk tetap melakukan kajian sebelum memanfaatkan dana haji untuk sektor yang lebih produktif.
"Kalau mau aman ya taruh di situ (deposito). Tapi kalau hanya taruh di deposito tidak usah manajer. Ini yang mau kita bicarakan, sehingga semua dana yang ada betul-betul produktif. Tapi ini membutuhkan sebuah kajian, penghitungan yang matang," pungkas Jokowi. (Indra Akuntono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News