Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan kepada manajemen Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta Convention Center, Senin (28/4).
Dalam arahannya, Prabowo menekankan bahwa Danantara merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dikelola dengan baik, dijaga, dan dirawat melalui sistem yang transparan dan ketat.
Ia menyatakan keyakinannya bahwa Danantara dapat mendorong kebangkitan ekonomi nasional.
Baca Juga: Prabowo Optimistis Kekayaan Danantara Bakal Tembus US$ 1 Triliun
"Kita kelola dengan baik, kita hitung aset kita ternyata kita kaya. Mungkin sebentar lagi kekayaan Danantara akan tembus US$ 1 triliun dan kalau dikelola dengan baik ini menghasilkan dana yang besar untuk bangsa kita. Itu pendekatan saya seperti itu," ujar Prabowo.
Atas nama bangsa dan rakyat, Prabowo meminta seluruh direksi untuk bekerja sebaik-baiknya dalam mengelola Danantara. Ia menegaskan pentingnya meninggalkan praktik-praktik lama yang dinilai kurang efisien atau tidak benar.
Prabowo juga meminta agar manajemen secara berkala mengevaluasi kinerja, watak, akhlak, dan prestasi seluruh direksi. Ia menegaskan bahwa pejabat yang tidak berprestasi, malas, atau menyalahgunakan wewenang harus segera diganti.
"Kalau dia tidak berprestasi, kalau dia malas-malasan, melakukan praktik yang nggak benar, menyalahgunakan wewenang, fasilitas, saya minta diganti," tegas Prabowo.
Baca Juga: Penambahan Kekayaan Danantara Jadi US$ 1 Triliun Diprediksi Butuh Waktu Lama
Selain itu, Prabowo mengingatkan agar proses pemilihan pegawai dan manajemen tidak didasarkan pada suku, agama, ras, latar belakang, maupun afiliasi politik. Menurutnya, Danantara harus dikelola oleh putra-putri bangsa yang bekerja sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.
Pertemuan tersebut digelar secara tertutup. Prabowo menjelaskan, "(Pertemuan) Tertutup, karena saya banyak tegur juga direksi direksi, nggak enak kalau ditegur di depan kalian," ungkapnya.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan P. Roeslani mengatakan bahwa Danantara telah resmi menggenggam aset dan dividen 844 perusahaan pelat merah sejak 21 Maret 2025.
Menurut Rosan pengelolaan aset terhadap ratusan perusahaan pelat merah itu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2025 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Biro Klasifikasi Indonesia Untuk Pendirian Holding Operasional.
“Jadi itu anak, cucu, cicit, perusahaan BUMN kalau ditotal itu ada 844 perusahaan. Dan itu sudah resmi berada di kepemilikan Danantara sejak 21 Maret yang lalu,” jelasnya.
Baca Juga: Danantara akan Kelola Aset hingga Dividen 844 Perusahaan BUMN
Dengan demikian, tambah Rosan, pihaknya saat ini sudah bisa melakukan konsolidasi pada tiap perusahaan tersebut.
Adapun, nilai kelolaan aset dari ratusan perusahaan BUMN itu disebut-sebut tembus hingga US$ 982 miliar atau sekitar Rp 16.508 triliun (asumsi kurs: Rp 16.810/US$).
Tak hanya mengelola aset dan dividen Danantara, aset negara yang saat ini dikelola di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) juga diwacanakan bakal menjadi kelolaan Danantara.
Salah satu contohnya yakni Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) yang saat ini dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) Kemensetneg yakni PPKGBK atau Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno.
“Nah jadi GBK dan seluruh lokasi yang ada di sini akan dimasukkan ke dalam Danantara dan akan dilakukan perencanaan yang matang agar ini menjadi aset yang produktif,” jelasnya.
Selanjutnya: Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Naik atau Turun? (29 April 2025)
Menarik Dibaca: Berbalik Arah, Harga Emas Antam Naik Rp 6.000 Hari Ini 29 April 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News