kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Posisi BI rate untuk menjaga stabilitas moneter


Jumat, 11 April 2014 / 19:41 WIB
Posisi BI rate untuk menjaga stabilitas moneter
The Wonder dibintangi Florence Pugh, salah satu rekomendasi film Netflix terbaru di bulan November tahun 2022 untuk tontonan seru pada akhir pekan.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu memutuskan untuk kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan alias BI Rate di level 7,5%, dengan suku bunga lending facility 7,5% dan deposit facility 5,75%.

Atas keputusan bank sentral itu, para pengusaha mengharapkan agar BI dapat menurunkan besaran tingkat suku bunga. Mengingat, kondisi perekonomian Indonesia saat ini dinilai masih cukup stabil.

Menanggapi hal itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menjelaskan, bahwa keputusan BI yang selama ini sudah menaikkan tingkat suku bunganya hingga 175 basis poin sepanjang 2013 lalu, merupakan bentuk kebijakan untuk membuat situasi moneter lebih stabil.

"Percuma juga apabila penurunan BI rate membuat situasi moneter tidak stabil. BI rate turun atau tidak turun yang penting itu stabil. Kalau BI rate turun kemudian membuat situasi moneter tidak stabil tetap saja kita harus berusaha," kata Mirza di Gedung BI, Jakarta, Jumat (11/4).

Oleh sebab itu, lanjut Mirza, bank sentral akan terus menjalankan fungsinya untuk menjaga stabilisasi moneter. Menurut Mirza, kuncinya adalah stabilitas. Jika dengan tingkat BI rate yang ada saat ini membuat situasi moneter stabil, maka hal itu akan tetap dipertahankan.

Menurut Mirza, tujuan BI menaikkan tingkat suku bunga acuan hingga mencapai 175 bps pada tahun lalu, adalah untuk menuju kondisi moneter menjadi lebih stabil. "Kalau tidak menaikkan, tidak akan stabil situasi dan kondisi moneternya," ucap Mirza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×