kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Porsi belanja pegawai besar, ekonom ini nilai belanja pemerintah belum produktif


Selasa, 11 Desember 2018 / 21:28 WIB
Porsi belanja pegawai besar, ekonom ini nilai belanja pemerintah belum produktif
ILUSTRASI. Ekonom Indef Enny Sri Hartati


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Indef Enny Sri Hartati menyoroti belanja pemerintah yang masih belum berdampak pada sektor riil terkait serapan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2018. 

"Kita lihat belanja pemerintah terbesar porsinya di gaji pegawai, belanja barang," ungkap Enny saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (11/12).

Apalagi, saat ini kementerian dan lembaga kembali pada pola rapat di luar kota. Padahal saat awal Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Keuangan, hal ini sudah dilarang.

"Nah sekarang merebak lagi," ungkap Enny.

Dia menjelaskan peran APBN utamanya untuk stimulus fiskal. Artinya bagaimana membuat alokasi anggaran punya dampak stimulus terutama ke sektor ekonomi riil. Apabila tidak punya dampak ke sektor riil maka pertumbuhan tidak bisa berkelanjutan atau tidak terjadi akselerasi.

Sayangnya, belanja konsumsi dan stimulus yang berasal dari belanja pemerintah yang menyerap adalah barang impor. Tentu itu yang menjadi titik krusial yang harus jadi bahan evaluasi yang lebih mendalam mengenai penyerapan anggaran.

Nah, menurut Enny sektor produktif seperti investasi masih stagnan, tidak mengalami peningkatan. Sedangkan industri cenderung terus turun.

"Sehingga ini ke depan perlu diperbaiki agar terjadi peningkatan stimulus ke sektor riil," ungkapnya.

Selain itu persoalan dana transfer daerah yang ditingkatkan. Alokasi terbesar di sektor birokrasi. Sedangkan di belanja infrastruktur masih sedikit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×