Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai survei memang tinggi. Namun, hal itu tidak berbanding lurus dengan elektabilitas partai yang menaunginya, PDI Perjuangan.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan, tidak mampunya Jokowi mendongkrak elektabilitas partainya tercatat jelas berdasarkan hasil survei yang dilakukan LSI pada September-Oktober 2013.
Dalam survei itu, elektabilitas PDI Perjuangan ada di posisi stagnan meski nama Jokowi terus melambung selama sekitar satu tahun ini dan digadang-gadang akan diusung menjadi calon presiden.
"Tidak terlihat pengaruh signifikan wacana Jokowi sebagai capres atas dukungan PDI-P," kata Adjie, di Kantor LSI, Jakarta, Minggu (20/10).
Tak mampunya Jokowi mendongkrak elektabilitas PDI Perjuangan dinilai salah satunya karena publik menganggap Gubernur DKI Jakarta itu sebagai kader luar, dan tak ingin mengaitkannya dengan partai berlambang banteng tersebut.
Dalam catatan LSI, elektabilitas PDI Perjuangan pada Oktober 2012 sebesar 17,2%, naik sebesar 1,6% menjadi 18,8% di Maret 2013. Namun, di Oktober 2013, elektabilitas partai pimpinan Megawati Soekranoputri itu masih nangkring di kisaran 18,7%, turun 0,1% dibanding hasil penelitian sebelumnya.
LSI melakukan surveinya pada 12 September 2013 sampai 5 Oktober 2013. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah responden awal sebanyak 1.200.
Proses wawancara menggunakan kuisioner dan tatap muka dengan margin of error sekitar 2,9%. Sumber dana sebesar Rp 400 juta yang dikeluarkan untuk membiayai survei ini berasal dari internal LSI. (Indra Akuntono/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News