kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Polisi menduga pengirim bom adalah teroris


Kamis, 17 Maret 2011 / 08:15 WIB
ILUSTRASI. Warga melintas di samping layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/3/2020).


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Polisi mulai menyelidiki paket bom yang meledak di kantor Jaringan Islam Liberal (JIL). Polisi tengah menelusuri siapa pengirim bom tersebut dan kaitannya dengan paket bom yang juga dikirim ke Badan Narkotika Nasional (BNN) dan bom yang dikirim kepada Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto S. Soerjosoemarno.

Kepala Polda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman menyatakan, modus operandi mengirim bom berwujud paket tidaklah baru. Sebab, teror bom sebelumnya seperti bom malam Natal juga dengan berwujud paket. Karena itu, dugaan awal pelakunya adalah teroris. "Tapi belum bisa disimpulkan yang mana dan siapa," katanya, kemarin (16/3).

Kata Sutarman, ada kemiripan antara paket bom yang dikirim ke kantor JIL dan BNN. Sebab, paket buku yang dikirim, identitas dan alamat pengirim serupa. Karena itu, pelakunya besar kemungkinan sama, "Tapi kalau yang Pak Japto berbeda," tuturnya.

BNN dan Japto menerima paket tersebut, Selasa (15/3) malam. Karena mencurigakan, Gegana didatangkan. Gegana kemudian meledakkan paket tersebut di dalam kendaraan EOD (explosive ordinance disposal). Paket di BNN ditujukan kepada Kepala Pelaksana Harian BNN Komjen Gorries Mere.

Menurut Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komjen Ito Sumardi, paket di JIL tidak akan meledak jika petugas yang datang menjalankan prosedur dan menunggu tim Gegana. "Kami sudah kirim telegram ke seluruh polda supaya menaati prosedur penanganan teror bom," ujarnya.

Paket yang dikirim ke JIL dan rumah Japto diantar oleh seseorang yang mengaku kurir. Beberapa saksi yang kebetulan melihat kurir tersebut masih diperiksa. Adapun di BNN, tidak ada yang melihat pengantar paket bom itu.

Hasil penyelidikan Laboratorium Forensik Polri, jenis bom adalah low explosive atau bahan peledak intensitas rendah yang diduga dibuat dari potassium chloride.

Karena adanya modus baru teror bom ini, Sutarman menghimbau masyarakat waspada. Ia meminta publik tidak cemas jika mendapat paket-paket yang tak jelas. "Kalau ada paket mencurigakan, jangan ragu menghubungi polisi. Jauhkan dari orang banyak dan tunggu sampai tim Gegana datang," imbaunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×