Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Indonesia memiliki wilayah luas yang mencapai 8 juta kilometer persegi. Dua per tiga di antaranya terdiri dari lautan, sepertiganya adalah daratan yang potensial untuk mengembangkan pertanian. Berbekal geografis inilah, yang membuat Indonesia sebagai negara bahari sekaligus agraris.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ingin ke depan Indonesia fokus mengurus kebijakan di sektor agraris dan maritim. Jika PKB kelak memenangkan pemilihan umum 2014 atau paling tidak kembali kecipratan berkuasa lagi, PKB menjanjikan mengurus dua sektor ini agar Indonesia bisa mencapai target swasembada pangan.
Ketua Fraksi PKB di DPR Marwan Jafar bilang, partainya ingin ke depan Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri secara mandiri. "Lahan pertanian masih cukup luas, dan laut kita juga luas, ini modal besar bagi kita untuk swasembada pangan," ujarnya.
PKB berjanji mendorong swasembada pangan dengan program memberdayakan petani. Misalnya mengembangkan penanaman padi, cabai, dan kedelai serta mendorong peningkatan produksi garam.
Untuk mengembangkan penanaman padi, PKB akan berupaya mendorong petani agar bisa memaksimalkan hasil produksinya. Caranya adalah dengan memberikan bantuan subsidi yang tepat sasaran dan mulai dari program pelatihan hingga memberikan bibit unggul kepada para petani.
PKB mengakui selama ini petani seperti putus asa dengan hasil pertanian. Karenanya banyak petani yang pilih menjual sawah mereka kepada pengembang perumahan.
Karena itu, PKB akan berupaya agar pemerintah intervensi membeli produk petani dengan harga yang menguntungkan mereka. Dengan cara ini minat bertani akan meningkat sehingga suplai pangan dari dalam negeri terus bertambah besar.
Program yang sama akan dilakukan untuk petani cabai, bawang dan kedelai yang tersebar di seluruh Indonesia. PKB berjanji akan menentukan harga yang menguntungkan untuk dibeli pemerintah. Dalam waktu bersamaan pemerintah harus secara bertahap mengurangi impor pangan, dan menggantikannya dengan produk lokal.
Untuk nelayan, PKB berjanji akan memberikan alat-alat penangkapan ikan yang modern. Dengan begitu hasil tangkapan nelayan bisa lebih tahan lama dan ikan hasil tangkapan lebih berkualitas. Harapannya harga jual ikan di pasar bisa meningkat, sehingga kesejahteraan nelayan ikut terkerek naik.
Tak hanya itu, nelayan juga akan diberikan pendidikan dan pelatihan agar pola penangkapan tetap menjaga kelestarian alam. Kalau memungkinkan, nelayan diberikan keterampilan untuk melakukan budidaya sektor perikanan.
Agar janji ini tak sekadar isapan jempol, Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Anna Muawanah menyatakan, pendanaan program ini akan didukung oleh anggaran pendapatan dan belanja negara. Meskipun tidak memberikan porsi khusus berapa persen dari total anggaran belanja negara, namun PKB ingin agar penggunaan bujet negara difokuskan untuk tujuan mencapai swasembada dan kemandirian.
Nah kini mari kita tunggu peran PKB di pemerintahan apakah masih sesuai dengan janji atau terbawa arus penguasa.
Program swasembada perlu lebih matang Program-program partai politik menjelang pemilihan umum memang terdengar indah tapi sebenarnya dangkal. Pasalnya, sebagaian besar omongan itu hanya janji, tanpa dibarengi dengan perencanaan yang matang. Hal ini diungkapkan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, menanggapi program pertanian yang ditawarkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menanggapi janji PKB untuk swasembada pangan di Indonesia. Sebab kenyataanya untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri di dalam negeri tidak gampang. Jumlah penduduk Indonesia terus membengkak, sebaliknya jumlah lahan pertanian terus berkurang dan produktivitasnya tak kunjung meningkat. Arbi melihat program swasembada pangan ini sudah bertahun-tahun diupayakan oleh pemerintahan baik yang berkuasa sekarang maupun yang sebelumnya. Namun hingga saat kini swasembada pangan belum bisa realisasi. Jika PKB memang serius menggarap program ini, harus punya perincian program yang nyata. Misalnya apa saja yang akan dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan, seperti padi dan bahan pangan lain. Kemudian program ini akan dilakukan oleh siapa? Apakah masyarakat, badan usaha milik negara atau swasta? "Harus ada program yang diperhitungan dengan matang dan bisa dijalankan," kata Arbi. Yunarto Wijaya, pengamat politik dari Charta Politika, melihat sejatinya PKB adalah partai yang besar di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid atawa Gus Dur. Jika program PKB untuk swasembada pangan kali ini memang bisa dijalankan, bukan tidak mungkin akan kembali mendapat dukungan dari rakyat. Setuju dengan Arbi, Yunarto menyarankan PKB membuat perencanaan yang lebih detail agar tidak terlihat hanya sekadar menjadi jargon politik untuk mendulang suara. Maklum saat ini masyarakat makin pintar saat memilih. |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News