kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Pinjaman China Rp 10 triliun terancam dibatalkan


Jumat, 25 September 2015 / 10:36 WIB
Pinjaman China Rp 10 triliun terancam dibatalkan


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengancam akan membatalkan sejumlah pinjaman infrastruktur dari China. Setidaknya, ada pinjaman infrastruktur senilai Rp 10 triliun yang mereka ancam akan batalkan.

Pinjaman tersebut rencananya akan digunakan untuk membiayai empat proyek tol.

Pertama, Tol Balikpapan- Samarinda senilai kurang lebih Rp 2 triliun.

Kedua, Tol Manado- Bitung senilai sekitar Rp 2 triliun.

Ketiga, pinjaman untuk pembangunan Tol Solo- Kertosono senilai sekitar Rp 3 triliun.

Keempat, pinjaman proyek untuk Tol Cileunyi- Sumedang- Dawuan, yang nilainya mencapai Rp 3 triliun.

Basuki Hadimuldjono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengatakan, ancaman pembatalan tersebut dikeluarkannya terkait proses pencairan pinjaman dari Tiongkok yang berbelit.

Berdasarkan pengalaman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, untuk perjanjian pinjaman dan pencairan saja, dibutuhkan waktu hingga 23 bulan setelah kontrak konstruksi ditandatangani pemerintah dan kontraktor. Senada, Direktur Jenderal Bina Marga Hediyanto W Husaini mengatakan, waktu tersebut terlalu lama.

Basuki menambahkan, pihaknya telah meminta China mempercepat proses kesepakatan pinjaman. Dia memberi waktu kepada China untuk memproses kesepakatan pinjaman dalam waktu satu sampai tiga bulan setelah kontrak ditandatangani pemerintah dengan kontraktor.

"Dalam waktu satu sampai tiga bulan harus disetujui, kalau tidak akan saya cancel semua. Ini serius, dan saya sudah sampaikan ke Menteri BUMN, jangan sampai loan agreement jadi kendala," kata Basuki Rabu (23/9).

Selain mendesak China, Basuki mengatakan, pihaknya juga akan mendesak Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas untuk mempercepat proses pencairan pinjaman. Desakan ini dia lakukan karena proses pengurusan dan pencairan pinjaman di dalam negeri juga lama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×