kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pileg tentukan arah perubahan ke depan


Selasa, 08 April 2014 / 18:33 WIB
Pileg tentukan arah perubahan ke depan
ILUSTRASI. Jadwal SIM Keliling Jakarta Hari Ini 16/11/2022, Perpanjang SIM Langsung Jadi


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Rabu besok (9/4) rakyat Indonesia akan memilih calon wakil rakyat yang akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menaruh harapan positif terhadap tahun ini. Pasalnya, pemilu legislatif tersebut akan menentukan apakah suatu partai bisa mengusung sendiri calon presidennya atau harus berkoalisi dengan partai lain. Dengan demikian, pemilu besok sangat menentukan arah perubahan politik ke depan.

Selama ini, sejumlah partai sudah mendeklarasikan capresnya. Ketika Partai Golongan Karya (Golkar) mendeklarasikan Aburizal Bakrie sebagai capresnya, pasar sama sekali tidak bergerak.

Demikian juga ketika Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo mencalonkan diri menjadi capres dan cawapres, pasar juga tidak merespon. "Malahan saham-saham MNC Group turun," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (8/4).

Sama halnya ketika Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai capres, pasar juga tidak bergerak.

Namun ketika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendeklarasikan Joko Widodo alias Jokowi sebagai capres, pasar langsung merespon positif.

"Pasar naik sekitar 6%-7% dan pemodal asing sore itu, setelah Jokowi mendeklarasikan diri menjadi capres, langsung kembali lagi," tambahnya.

Pemodal asing, tampaknya  menaruh harapan besar atas pencalonan Jokowi sebagai capres. Dan hal itu bisa terjadi bila nantinya PDIP sebagai partai pengusung bisa meraup suara besar sehingga bisa mencalonkan Jokowi tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. "Tampaknya Jokowi dipasangkan dengan capres mana pun, pasar kemungkinan merespon positif," bebernya.

Itulah sebabnya, pemilu yang berlangsung besok sangat menentukan arah koalisi parpol dalam menyongsong pemilihan presiden yang akan datang.

Diharapkan, bila PDIP memenangi pemilu dan Jokowi memenangi pemilihan presiden, pemberantasan korupsi bisa dilakukan maksimal sehingga perekonomian Indonesia bisa bertumbuh lebih sehat dan lebih baik.

Kendati begitu, Satrio bilang, bila Jokowi berpasangan dengan Pramono Edie dari Demokrat atau dengan Aburizal Bakrie dari Golkar, ia merasa pesimis pemberantasan korupsi bisa diatasi dengan baik.

Alasannya, kedua orang tersebut selama ini dipandang berada dalam lingkaran pihak-pihak yang melakukan korupsi. Maka Jokowi diyakini akan sulit membawa perubahan pada pemberantasan korupsi bila berpasangan dengan Pramono atau Aburizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×