kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Pertumbuhan Ekonomi RI Lampaui Ekspektasi, Apindo: Pengusaha Tak Terlena


Rabu, 20 Agustus 2025 / 20:05 WIB
Pertumbuhan Ekonomi RI Lampaui Ekspektasi, Apindo: Pengusaha Tak Terlena
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani bersama pengurus lainnya usai Laporan Outlook Ekonomi 2025 di Jakarta (19/12/2024). Apindo menyambut positif capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang mencapai 5,12%, melampaui ekspektasi pasar.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyambut positif capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang mencapai 5,12%, melampaui ekspektasi pasar.

Angka yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) ini, bagi pengusaha, menjadi sinyal positif bahwa fondasi perekonomian Indonesia masih kokoh di tengah tantangan global dan domestik.

Namun, pengusaha tak sepenuhnya terpaku pada angka BPS tersebut. Menurut Shinta, meskipun pertumbuhan di atas 5% patut direspons dengan optimisme, hal ini tidak boleh membuat pelaku usaha terlena.

Baca Juga: Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh di Bawah 5%

Sebab, data lapangan menunjukkan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih, konsumsi rumah tangga masih di bawah rata-rata historis, dan sektor manufaktur masih dalam fase kontraksi.

Saat dunia usaha berbicara tentang pertumbuhan, bukan sekadar tentang mengejar angka kuartalan. Kita bicara tentang bagaimana menumbuhkan kepercayaan baik dari investor, pelaku industri, maupun konsumen. 

Pelaku usaha membutuhkan dua hal utama pertama kepastian dan efisiensi.

Pertama, kepastian dalam regulasi, perizinan, dan penegakan hukum sangat penting agar pelaku usaha bisa ekspansi tanpa ragu.

Kedua, efisiensi dalam biaya produksi, logistik, energi, dan pembiayaan juga perlu ditingkatkan, karena high cost economy masih menjadi keluhan utama di sektor riil.

Baca Juga: IMF dan Bank Dunia Ramal Ekonomi RI 4,7% 2025, Kemenko: Lebih Baik dari AS dan China

Terkait daya beli, pengusaha melihatnya belum sepenuhnya pulih. Indikator yang digunakan adalah konsumsi rumah tangga yang masih di bawah rata-rata historis dan masih kontraksinya sektor manufaktur.

Meskipun konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan, Shinta menilai hal tersebut lebih banyak didorong oleh stimulus fiskal pemerintah dan aktivitas musiman seperti hari libur besar keagamaan.

Oleh karena itu, pengusaha mendorong pemerintah agar stimulus tidak hanya fokus pada sisi konsumsi, tetapi juga diperkuat dari sisi produksi.

Hal ini diharapkan dapat berdampak langsung pada struktur biaya industri dan mendorong investasi swasta melalui multiplier effect dari percepatan program strategis pemerintah, seperti infrastruktur dan hilirisasi.

Baca Juga: Ekonom Danamon Proyeksi Kuartal II 2025 Ekonomi RI Tumbuh 4,79%, Ini alasannya

Ke depan, Apindo mendorong semangat Indonesia Incorporated, di mana semua elemen bangsa pemerintah, pengusaha, pekerja, dan akademisi bersatu untuk membenahi hambatan dan mengubah tantangan menjadi peluang demi mendorong pertumbuhan dan daya saing yang berkelanjutan.

Selanjutnya: BMKG Catat Gempa Terkini Magnitudo 4,9 di Bekasi

Menarik Dibaca: BMKG Catat Gempa Terkini Magnitudo 4,9 di Bekasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×