Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Sehingga, total jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan berdasarkan skenario ini menjadi 37,9 juta orang, atau 14,35% dari total penduduk Indonesia.
“Skenario ini dibangun dengan asumsi bahwa puncak pandemi terjadi pada kuartal II-2020, dan setelahnya berangsur-angsur mereda. Apabila situasi ekonomi memburuk dalam waktu yang lebih panjang, maka peningkatan jumlah penduduk miskin akan lebih besar lagi,” ujarnya.
Baca Juga: Ada wabah corona, kinerja emiten properti tahun ini diprediksi masih lesu
Menurutnya, persebaran Covid-19 yang saat ini terpusat di wilayah perkotaan menyebabkan potensi peningkatan kemiskinan lebih besar terjadi di perkotaan. Untuk skenario berat, potensi pertambahan jumlah penduduk miskin spesifik di perkotaan mencapai 3 juta, sementara di pedesaan 2,6 juta orang.
Untuk skenario lebih berat, potensi pertambahan jumlah penduduk miskin di perkotaan mencapai 6 juta, sementara di pedesaan 2,8 juta orang. Untuk skenario sangat berat, potensi pertambahan jumlah penduduk miskin di perkotaan dapat mencapai 9,7 juta, sementara di pedesaan hanya 3 juta orang.
“Yang perlu diwaspadai selanjutnya adalah, apabila potensi penyebaran wabah dari wilayah perkotaan ke pedesaan tidak dapat dicegah, di antaranya melalui pembatasan mobilitas orang dari kota ke desa, lonjakan jumlah kasus Covid-19 di wilayah pedesaan tak dapat dihindari,” kata Akhmad.
Baca Juga: Diprediksi Melemah, Ini Sentimen Penggerak Kurs Rupiah Hari Ini (5/5)
Setali tiga uang, potensi pertambahan jumlah penduduk miskin di pedesaan akan lebih besar dibanding prediksi di atas. “Artinya, beban pemerintah untuk mengatasi persoalan kemiskinan, baik melalui subsidi, bantuan sosial dan lainnya, menjadi semakin besar,” kata dia.
Adapun pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal I-2020 hanya mencapai 2,97%. Pencapaian tersebut jauh jika dibandingkan dengan realisasi kuartal I-2019 yang bertengger di level 5,07%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News