Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan kuartal III-2021.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy memprediksi, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 akan ada di kisaran 5% sampai 6%.
Asumsi tersebut menurut Yusuf berdasarkan aktifitas perekonomian di kuartal IV-2021 yang mulai menggeliat, setelah pemerintah melonggarkan PPKM.
Beragam indikator utama menujukkan pergerakan ke arah yang lebih baik, seperti misalnya Indeks Penjualan Riil (IPR) yang pertumbuhannya mulai masuk ke level pertumbuhan positif, Indek Keyakinan Konsumen (IKK) yang juga telah kembali ke level optimis.
“Selanjutnya PMI yang juga terus melesat di atas angka 50 yang menunjukkan ekspansi yang dilakukan oleh para pelaku usaha ditambah ada momen nataru dan juga harbolnas, yang sedikit-banyak akan mendorong masyarakat untuk melakukan konsumsi,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (6/2).
Sementara itu, untuk pertumbuhan sepanjang tahun 2021, Ia memperkirakan akan berada di kisara 3% sampai dengan 4%.
Baca Juga: Danareksa Research Institute Proyeksikan Ekonomi Kuartal IV-2021 Tumbuh 4,62%
Ia menyebut, tingkat konsumsi masayarakat dan juga investasi menjadi penopang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021 dengan kisara pertumbuhan 2% sampai 3%.
Sementara untuk belanja pemerintah pertumbuhannya akan berada dikisaran 3% dan ekspor sebagai pos dengan pertumbuhan tertinggi dengan kisaran sebesar 30%, juga impor akan berada di kisaran 10%.
Lebih lanjut, Yusuf memperkirakan kedepannya pertumbuhan ekonomi akan bergantung dan sangat dipengaruhi dipengaruhi oleh respon pemerintah terhadap kenaikan kasus Covid-19.
Menurutnya, jika pemerintah bisa cepat dalam menanggulangi kenaikan kasus ini, misalnya dengan meningkatkan kapasitas test,tracing dan isolasi serta mendorong atau mempercepat proses vaksinasi.
Maka dampaknya ke perekonomian terutama untuk kuartal I-2022 aja bisa relatif minim.
Dengan asumsi tersebut, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2022 akan di kisaran 3% sampai 4%. “Dengan asumsi omicron dapat ditanggulangi secara cepat di bulan Februari ini dan level PPKM tidak mengalami peningkatan,” jelas Yusuf.
Baca Juga: BI Memperkirakan Terjadi Deflasi 0,10% pada Februari 2022
Akan tetapi, jika ternyata pendekatan kesehatannya kurang cepat dan laju kenaikan kasusnya eksponensial dan pada muaranya mendorong pemerintah memberlakukan PPKM level 4, maka Yusuf bilang, akan berpotensi mereduksi pertumbuhan ekonomi terutama di kuartal I-2022.
“Apakah kemudian sampai terkontraksi sampai level negatif saya kira peluangnya kecil, dengan asumsi sekali lagi kenaik kasus tidak eksponensial dan mendorong pemerintah untuk melakukan PPKM level paling tinggi di Jawa dan Bali,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News