kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.324   50,00   0,31%
  • IDX 7.906   -21,15   -0,27%
  • KOMPAS100 1.110   -3,68   -0,33%
  • LQ45 818   -11,31   -1,36%
  • ISSI 266   0,54   0,20%
  • IDX30 424   -4,89   -1,14%
  • IDXHIDIV20 492   -5,66   -1,14%
  • IDX80 123   -1,56   -1,25%
  • IDXV30 132   -0,72   -0,54%
  • IDXQ30 137   -1,77   -1,27%

Indonesia Kantongi Kesepakatan Awal Bebas Tarif Sawit, Kakao, dan Karet ke AS


Selasa, 26 Agustus 2025 / 19:04 WIB
Indonesia Kantongi Kesepakatan Awal Bebas Tarif Sawit, Kakao, dan Karet ke AS
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat (AS) sepakat secara prinsip untuk mengecualikan ekspor komoditas utama Indonesia, yakni kakao, minyak sawit, dan karet, dari bea masuk sebesar 19% yang diberlakukan Presiden Donald Trump sejak 7 Agustus 2025.

Melansir laporan Reuters Selasa (26/8/2025), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga ketua tim negosiasi perdagangan RI mengatakan, kesepakatan bebas tarif ini akan berlaku setelah kedua negara mencapai perjanjian final.

Baca Juga: Airlangga: Putusan WTO Jadi Angin Segar Ekspor Biodiesel Indonesia ke Uni Eropa

Namun, hingga kini belum ada kepastian waktu karena AS masih fokus dengan pembahasan tarif bersama sejumlah negara lain.

“Pada pertemuan tersebut, pada prinsipnya sudah disetujui untuk produk-produk yang tidak diproduksi di AS, seperti sawit, kakao, dan karet. Tarifnya akan menjadi nol atau mendekati nol,” ujar Airlangga kepada Reuters.

Selain tarif, Indonesia dan AS juga membicarakan peluang investasi Amerika dalam pembangunan fasilitas penyimpanan bahan bakar di Indonesia.

Proyek ini direncanakan akan menggandeng sovereign wealth fund Danantara serta PT Pertamina (Persero).

Pihak Kedutaan Besar AS di Jakarta belum memberikan tanggapan atas kabar kesepakatan awal tersebut.

Indonesia merupakan eksportir minyak sawit terbesar dunia sekaligus pemasok utama karet global.

Baca Juga: Menko Airlangga: IEU-CEPA Jadi Peluang UMKM Masuk Pasar Eropa

Kepastian Tarif

Indonesia sebelumnya menjadi salah satu negara pertama di kawasan yang menjalin kesepakatan tarif dengan Presiden Trump pada Juli lalu.

Namun, Jakarta tetap terkena tarif 19%, setara dengan Thailand dan Malaysia, serta hanya sedikit lebih rendah dari Vietnam yang dikenakan tarif 20%.

Dalam proses negosiasi, Indonesia menawarkan investasi bernilai miliaran dolar AS di Negeri Paman Sam serta rencana pembelian minyak mentah, LPG, pesawat, dan produk pertanian asal AS.

Baca Juga: Tarif Trump Rampung, Airlangga Sebut AS Tertarik Investasi Semikonduktor di Indonesia

Di sisi lain, Indonesia juga berkomitmen menerapkan tarif nol untuk hampir semua produk AS yang masuk ke pasar domestik.

Airlangga optimistis, kepastian tarif dari AS dan kemajuan dalam perundingan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa bisa mendorong pertumbuhan ekonomi RI.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4% pada 2026, naik dari perkiraan sekitar 5% di tahun ini.

“Pasar global melihat optimisme karena sebagian besar investor mencari kepastian, dan Indonesia termasuk negara yang mampu memberikan kepastian tersebut,” jelasnya.

Lebih jauh, pemerintah Indonesia tengah gencar menarik investasi asing untuk membangun fasilitas industri, terutama di sektor hilirisasi komoditas unggulan.

Baca Juga: Airlangga Bantah Ada Permainan Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025

Airlangga mencontohkan keberhasilan Indonesia menarik investasi China di proyek hilirisasi nikel.

Selain itu, pemerintah juga membuka peluang investasi pada pengolahan pasir silika, termasuk untuk produksi panel surya dan wafer semikonduktor.

Selanjutnya: Promo Indomaret Harga Spesial 26 Agustus-8 September 2025, Produk Zwitsal Diskon 40%

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Harga Spesial 26 Agustus-8 September 2025, Produk Zwitsal Diskon 40%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×