kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.378   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.504   -11,44   -0,15%
  • KOMPAS100 1.056   -4,21   -0,40%
  • LQ45 790   -6,62   -0,83%
  • ISSI 254   0,41   0,16%
  • IDX30 411   -3,85   -0,93%
  • IDXHIDIV20 469   -4,76   -1,00%
  • IDX80 119   -0,61   -0,51%
  • IDXV30 123   -0,93   -0,75%
  • IDXQ30 131   -1,44   -1,08%

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Capai 5,12% Saat Kredit dan Ekspansi Usaha Lesu


Rabu, 06 Agustus 2025 / 14:30 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Capai 5,12% Saat Kredit dan Ekspansi Usaha Lesu
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/7/2025). Lemahnya ekspansi usaha dan penyaluran kredit perbankan yang tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,12% yoy pada kuartal II-2025.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho, menyoroti lemahnya ekspansi usaha dan penyaluran kredit perbankan yang tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,12% yoy pada kuartal II-2025.

Menurut Andry, data menunjukkan pertumbuhan kredit bank justru melambat sepanjang semester I 2025.

“Pertumbuhan kredit di Januari-Juni 2025 itu sebesar 7,7%, dibandingkan dengan 8,3% di Januari-Juni 2024. Jadi ini kan pertumbuhan kredit turun, tapi kemudian bagaimana pertumbuhan ekonomi meningkat? Itu juga harus jadi pertanyaan,” ujar Andry dalam diskusi INDEF, Rabu (6/8/2025).

Bank Indonesia (BI) sempat menurunkan suku bunga acuan dari 5,75% menjadi 5,5% pada April 2025, sebagai langkah responsif terhadap tekanan global. Namun, langkah itu belum mampu mendorong penurunan suku bunga kredit perbankan.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 Diprediksi Capai 5%, Ini Faktor Pendorongnya

“Kalau lihat justru itu tidak bertransmisi ke suku bunga perbankan. Suku bunga deposito memang turun, sedangkan suku bunga kreditnya tidak turun-turun,” kata Andry.

Ia menilai kondisi ini dipengaruhi oleh keberadaan instrumen pasar uang seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang menawarkan bunga bersaing, membuat perbankan lebih memilih menaruh dana di instrumen tersebut ketimbang menyalurkan kredit.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 6,96% di kuartal II-2025, menunjukkan masyarakat dan pelaku usaha cenderung menabung ketimbang melakukan ekspansi.

“Ketika Giro itu meningkat, artinya ekspansi bisnis masyarakat atau korporasi itu tertahan. Pengusaha tidak menarik likuiditas itu untuk ekspansi,” jelas Andry.

Hal ini diperparah dengan data yang menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit modal kerja yang seharusnya mendukung kegiatan operasional dan ekspansi usaha, hanya tumbuh 4,45% yoy pada Juni 2025.

Baca Juga: Ekonomi Kuartal II 2025 Didorong Industri Pengolahan hingga Pertambangan

Padahal, porsi kredit modal kerja mencakup sekitar 40% dari total kredit nasional.

Sementara itu, kredit investasi memang tumbuh 12,53% yoy, namun basisnya masih lebih kecil dan belum cukup untuk menopang pertumbuhan jangka panjang secara luas.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×