kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.625   22,00   0,13%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 melambat, begini tanggapan pengusaha


Selasa, 05 Mei 2020 / 22:07 WIB
Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 melambat, begini tanggapan pengusaha
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97% year-on-year (yoy).. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97% year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut mengalami kontraksi 2,41% dibandingkan triwulan IV 2019.

Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) Michael Susanto Pardi mengatakan bahwa penting bagi pemerintah untuk menggerakkan sektor riil saat ini. Selain itu perlu juga adanya insentif lebih dari pemerintah guna menggeliatkan kembali perekonomian.

"Penurunan harga gas belum terjadi, industri kimia dasar dan industri lainnya belum mendapatkan penurunan harga gas dari PGN. Juga kita sedang mengajukan support agar ada penurunan harga listrik dari PLN. Ini akan membantu kita untuk survival," tutur Michael saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (5/5).

Menurut Michael menggenjot konsumsi kalangan masyarakat menengah dan atas tidak cukup untuk menggenjot PDB ke depan.

"Mayoritas penduduk Indonesia masih menengah ke bawah, drivernya masih dari situ. Kalau tidak salah sekitar 70% penduduk Indonesia ada di kelas menengah ke bawah," imbuhnya.

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi lesu, CORE desak pemerintah turunkan harga BBM, listrik, dan gas

Ditambahkannya bulan April saja sudah mulai terasa industri bergerak slowing down. Beberapa jenis industri bahkan disebut Michael sudah mengurangi kapasitas secara drastis ataupun tutup sementara karena tidak bisa menjual finished good mereka.

"Dari data yang saya punya, di April ini industri mulai berasa sangat slowing down, ada beberapa jenis industri mengurangi kapasitas secara drastis ataupun tutup sementara karena tidak bisa menjual finished good mereka. Terutama yang berkaitan dengan konstruksi dan otomotif, seperti industri kaca, keramik, ban, aki mobil ataupun motor, dan lainnya," ungkap Michael.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×