Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Seperti yang telah diketahui, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga menjadi 2,84% yoy serta investasi yang hanya tumbuh 1,70% yoy.
Febrio menganggap, merosotnya konsumsi rumah tangga disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah berupa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menghambat aktivitas ekonomi sehingga menyebabkan masyarakat mengurangi konsumsi barang-barang kebutuhan non pokok.
Baca Juga: Terdampak corona, begini proyeksi pendapatan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) di 2020
"Meski ada peningkatan konsumsi kesehatan, pendidikan, perumahan, dan perlengkapan rumah tangga, ternyata tidak mampu mengimbangi penurunan konsumsi pakaian, alas kaki, jasa perawatan, dan transportasi serta komunikasi," tambah Febrio.
Sementara untuk kinerja investasi terlihat terutama pada komponen mesin, perlengkapan, dan investasi bangunan.
Penurunan investasi juga telihat dari penjualan mobil niaga yang tumbuh negatif 14,7% serta kredit perbankan. Namun, pertumbuhannya masih didukung oleh kinerja investasi langsung yang tumbuh 8,0%, khsusunya PMDN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News