kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 dan dilema bagi rupiah


Rabu, 30 Desember 2020 / 11:31 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 dan dilema bagi rupiah
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 dan dilema bagi rupiah


Reporter: Venny Suryanto, Bidara Pink, Lidya Yuniartha, Syamsul Ashar, Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

Tapi di sisi lain, membaiknya perekonomian 2021 bakal akan membuat kebutuhan barang impor meningkat lagi. Kondisi ini akan mempengaruhi defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) 2021.

Josua melihat, meningkatnya aktivitas ekonomi membuat impor bahan baku serta barang modal meningkat. Indikasi kenaikan ini sudah terlihat kuartal IV-2020.

Proyeksi BI, CAD tahun 2021 berada di kisaran 1% hingga 2% dari PDB. Meski rendah, batas atas defisit tersebut melebar dari tahun ini yang diperkirakan akan berada di bawah level 1,5% dari PDB.

"Rendahnya CAD tahun depan mendukung ketahanan sektor eksternal perekonomian Indonesia," kata Perry optimistis.

BI masih yakin aliran masuk modal asing ke Indonesia tetap berlanjut, seiring redanya ketidakpastian di pasar keuangan global. Selain itu, imbal hasil instrumen keuangan Indonesia tetap menarik, kepercayaan yang terjaga terhadap kondisi ekonomi Indonesia, serta likuiditas global yang meningkat.

Baca Juga: Siap-siap berganti tahun, cermati rekomendasi saham untuk 2021

"Ke depan, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik diperkirakan akan kembali meningkat sejalan dengan daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, keyakinan investor yang terjaga, dan likuiditas global besar," tambah Perry.

Ekonom Josua juga sependapat dengan BI, saat volatilitas pasar global berkurang, maka akan mendukung aliran modal asing masuk ke pasar keuangan dalam negeri. "Dengan demikian, di tahun depan risk-appetite investor diperkirakan akan cenderung meningkat dan mendorong investor mencari aset-aset yang lebih berisiko," tambah Josua.

Dalam catatan BI, investasi portofolio pada periode Oktober hingga 15 Desember 2020 masih mengalami net inflows sebesar US$ 2,54 miliar.

 Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menyebut tiga bulan terakhir terjadi reli di pasar obligasi karena ada aliran investasi asing yang kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia, seiring dengan membaiknya sentimen global dampak dari perkembangan positif vaksin dan kebijakan akomodatif dari Bank Indonesia.

Baca Juga: Dorong pariwisata nasional, masyarakat kelas menengah diimbau berwisata di domestik



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×