kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.064   79,88   1,14%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,41   1,52%
  • ISSI 214   1,45   0,68%
  • IDX30 423   6,94   1,67%
  • IDXHIDIV20 509   7,44   1,48%
  • IDX80 120   1,74   1,47%
  • IDXV30 125   0,49   0,40%
  • IDXQ30 141   1,96   1,41%

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Melambat pada Semester II 2024


Selasa, 08 Oktober 2024 / 20:18 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Melambat pada Semester II 2024
ILUSTRASI. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi pertumbuhan ekonomi di semester II-2024


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II-2024 diperkirakan cenderung melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi semester I-2024. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan Ekonomi Indonesia akan cenderung melambat pada semester dua tahun ini jika dibandingkan dengan semester I-2024. Hal itu mempertimbangkan faktor musiman Ramadan dan Lebaran sehingga mendorong peningkatan belanja rumah tangga.

"Selain itu juga belanja pemerintah terkait kegiatan Pemilu yang meningkat," ungkap Josua kepada Kontan, Selasa (8/10).

Meski begitu Josua mengatakan, sesuai pola belanja pemerintah dari tahun ke tahun, belanja pemerintah akan cenderung kembali meningkat pada kuartal IV tiap tahunnya. Sehingga terdapat ekspektasi bahwa belanja pemerintah diperkirakan juga akan meningkat dan berkontribusi pada perekonomian kuartal IV-2024. 

"Namun secara keseluruhan tahun 2024, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berkisar 5,0%-5,1%," ujarnya. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2024 Terancam di Bawah 5%

Di sisi lain, hasil survei Bank Indonesia pada September 2024 menunjukkan adanya penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Setelah sebelumnya sempat mengalami peningkatan, IKK pada September 2024 turun menjadi 123,5 dari bulan sebelumnya berada pada angka 124,4.

Josua mencermati penurunan IKK pada bulan September 2024 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya dipengaruhi oleh penurunan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terutama komponen ekspektasi penghasilan dan ekspektasi kegiatan usaha.

Sementara itu, jika dikaitkan dengan tren deflasi dalam 5 bulan terakhir dari Mei hingga September 2024, perkembangan IKK tidak menunjukkan tren yang menurun karena IKK pada bulan Mei dan Agustus mengalami peningkatan.

Jika dilihat dari komponen lain yang mempengaruhi IKK, yaitu IKE (Indeks Kondisi Ekonomi saat ini), penghasilan saat ini dari responden justru mengalami peningkatan dalam 5 bulan terakhir jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu. 

"Jadi penurunan IKK bulan September belum dapat menyimpulkan penurunan daya beli masyarakat dan perlu dilakukan asesmen mendalam dengan data-data lain yang lebih komprehensif," jelas Josua.

Josua menambahkan, untuk mendongkrak daya beli masyarakat pemerintah dapat mempertimbangkan beberapa Langkah. Pertama, akselerasi belanja terutama belanja produktif, seperti program peningkatan lapangan kerja dengan memprioritaskan program yang mendukung penciptaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur dan peningkatan sektor manufaktur.

Sehingga daya beli dapat terdorong melalui peningkatan pendapatan masyarakat.

Baca Juga: Pengertian Deflasi pada Ekonomi, Penyebab, dan Cara Negara Mengatasinya

Selanjutnya, pemerintah dapat mendorong subsidi harga pada barang kebutuhan pokok atau insentif pajak untuk usaha kecil dan menengah bisa membantu mengurangi tekanan biaya hidup. Kemudian, pemerintah juga dapat memperluas cakupan bantuan sosial kepada kelompok yang rentan, terutama untuk menjaga konsumsi rumah tangga. 

"Selain kebijakan fiskal, kebijakan moneter yang akomodatif seperti penurunan suku bunga atau kebijakan likuiditas lainnya dapat memberikan stimulus bagi perekonomian secara keseluruhan mendukung daya beli melalui peningkatan pinjaman dan investasi," ucapnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×