kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.214   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.099   -65,85   -0,92%
  • KOMPAS100 1.058   -12,30   -1,15%
  • LQ45 828   -10,06   -1,20%
  • ISSI 213   -2,66   -1,23%
  • IDX30 425   -4,46   -1,04%
  • IDXHIDIV20 508   -8,28   -1,60%
  • IDX80 121   -1,35   -1,10%
  • IDXV30 125   -0,29   -0,23%
  • IDXQ30 140   -2,21   -1,55%

Pertumbuhan ekonomi 2012 bisa capai 7%


Selasa, 19 April 2011 / 12:03 WIB
Pertumbuhan ekonomi 2012 bisa capai 7%
ILUSTRASI. Seulgi dan Irene Red Velvet mengungkapkan rasa gugup dan antusiasnya jelang debut perilisan Monster.


Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi 2012 sebesar 6,5% hingga 6,8%. Namun, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Lukita Dinasyah Tuwo menilai, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7%.

Lukita beralasan, kondisi perekonomian saat ini sangat mendukung percepatan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Indikatornya terlihat dari pendapatan domestik bruto per kapita yang sudah menembus US$ 3.005 dan cadangan devisa yang mencapai US$ 105 miliar.

Lukita mengatakan, tahun 2012 sebagai salah satu pintu masuk untuk mempercepat dan memperluas pertumbuhan ekonomi nasional. “Tahun 2012, kami tidak hanya ingin ekonomi tumbuh cepat tapi juga luas dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat,” katanya, Selasa (19/4).

Sebab, tahun 2009 dan 2010 dinilai sebagai tahun pemulihan perekonomian nasional pasca krisis ekonomi dunia. Sedangkan, tahun 2011 sebagai tahun untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional.

“Tahun 2012, kami tidak hanya ingin ekonomi tumbuh cepat tapi juga luas dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat,” kata Lukita.

Tetapi usaha tersebut bukan perkara mudah. Lukita menyadari ada berbagai tantangan baik dari internal maupun eksternal.

Dari sisi internal, Lukita menyebutkan pengganguran dan kemiskinan. Selain itu, tantangan lain datang dari masih banyaknya daerah tertinggal yang jumlahnya mencapai 108 daerah. "Efisiensi birokrasi masih menjadi catatan khusus yang harus dibenahi," tegasnya.

Sementara dari faktor eksternal, Lukita menyebutkan ketidakpastikan iklim perekonomian global akibat gejolak harga beberapa komoditi dunia. “Situasinya memang belum pasti dan masih tidak menentu sehingga perlu ada antisipasi utamanya untuk ketahanan pangan dan energi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×