kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.890.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.280   10,00   0,06%
  • IDX 7.944   80,88   1,03%
  • KOMPAS100 1.121   13,02   1,18%
  • LQ45 827   11,72   1,44%
  • ISSI 268   1,95   0,73%
  • IDX30 428   6,26   1,48%
  • IDXHIDIV20 493   6,23   1,28%
  • IDX80 124   1,67   1,36%
  • IDXV30 131   1,54   1,20%
  • IDXQ30 138   1,86   1,36%

BI: Hampir 80% Eksportir Mengkonversi Devisanya ke Rupiah


Rabu, 20 Agustus 2025 / 16:51 WIB
BI: Hampir 80% Eksportir Mengkonversi Devisanya ke Rupiah
ILUSTRASI. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. Bank Indoensia (BI) mencatat, saat ini sebanyak 79,9% eksportir mengkonversikan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) ke rupiah.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indoensia (BI) mencatat, saat ini sebanyak 79,9% eksportir mengkonversikan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) ke rupiah.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti membeberkan, pasca berlakunya aturan baru terkait DHE SDA dalam peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023 tentang DHE dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan SDA, kebanyakan eksportir mengkonvesrsi devisanya ke nilai tukar rupiah.

Sebagaimana diketahui, aturan baru DHE SDA mewajibkan eksportir menyimpan DHE 100% di dalam negeri selama 12 bulan.

Baca Juga: Modal Asing Mulai Masuk Ke RI Sejalan dengan Membaiknya Perekonomian

“Jadi hampir 80% dari net ekspor ataupun dari ekspor yang mereka terima itu mereka konversikan ke rupiah. Apakah itu kita rasakan di pasar valuta (valas) asing? Iya, karena kita banyak melihat supply-supply valas dari beberapa korporasi,” tutur Destry dalam konferensi pers, Rabu (20/8/2025).

Destry membeberkan, alasan eksportir banyak yang mengkonversi devisanya ke rupiah adalah karena perusahaan-perusahaan komoditas membutuhkan rupiah untuk biaya oprasional mereka.

Sejalan dengan adanya kebijakan tarif resiprokal oleh Amerika Srikat (AS) sebesar 19% kepada Indonesia Desrty tak khawatir akan berpengaruh kepada DHE yang masuk ke dalam negeri. Sebab dampaknya ke kinerja perdagangan Indonesia dinilai minim.

Menurutnya  peluang kinerja ekspor dari dalam negeri akan tetap tumbuh, sehingga mendorong net supply dari valas meningkat.

“Kalau kita lihat transaksi valas per hari itu juga sekarang sudah mencapai antara US$ 9 miliar hingga US$ 10 miliar. Jadi ada spot kemudian termasuk yang DNDF dan juga untuk today dan tomorrow. Jadi ini total transaksi di domestik,” tandasnya.

Baca Juga: Bank Indonesia Ramal Ekonomi RI 2025 Bisa Tumbuh Lebih dari 5,1%

Selanjutnya: TKA Matematika SMA: Ketahui Kompetensi dan Materi yang Diujikan

Menarik Dibaca: 10 Tips Jitu Konsisten Menabung yang Bisa Anda Terapkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×