Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta optimalisasi pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian. Hal ini untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Pesan tersebut disampaikan Wapres bukan tanpa alasan. Berdasarkan data Indeks Ketahanan Pangan Global atau Global Food Safety Initiative (GFSI), indeks ketahanan pangan Indonesia pada 2022 berada di angka 60,2 atau peringkat ke-63 dari 113 negara.
Angka tersebut masih di bawah indeks rata-rata dunia sebesar 62,2 dan Asia Pasifik sebesar 63,42.
Adapun salah satu masalah yang mengancam ketahanan pangan Indonesia adalah adanya alih fungsi lahan pertanian yang diperkirakan mencapai 90.000 sampai 100.000 hektare setiap tahun.
Padahal untuk mencapai kemandirian pangan nasional pada 2024 nanti, Indonesia masih membutuhkan lahan pertanian tanaman padi seluas 12,48 juta hektare (ha).
Baca Juga: El Nino Jadi Ancaman Dalam Memenuhi Ketahanan Pasokan Pangan Nasional
Oleh sebab itu, untuk menghadapi tantangan tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta agar optimalisasi pemanfaatan lahan tidur yang tidak diusahakan terus dilakukan. Khususnya untuk menjadi lahan usaha tani yang produktif.
“Saya minta tidak ada lagi lahan tidur, karena itu diperlukan optimalisasi lahan tidur sehingga menjadi lahan usaha tani yang produktif,” ujar Ma'ruf di Kabupaten Bekasi Jawa Barat, Rabu (1/11).
Wapres mengingatkan agar upaya optimasi lahan tersebut terus dilakukan dengan memperhatikan legalitas lahan yang jelas dan tidak dalam sengketa.
Ma'ruf menginstruksikan TNI dan pemerintah daerah agar dapat memastikan legalitas lahan agar konflik dengan masyarakat sekitar dapat dihindari.
Di samping itu, Wapres juga mengharapkan agar pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan potensi sumber pangan lokal. Utamanya peningkatan produksi bahan pangan dari sumber protein hewani dan nabati.
“Kenalkan diversifikasi makanan pokok non beras di daerah masing-masing yang memiliki nilai gizi setara dengan beras, seperti sagu, umbi-umbian, jagung, dan lainnya,” terang Ma'ruf.
Ma'ruf meminta seluruh pemangku kepentingan menjalankan kerangka kerja sama dan kemitraan multipihak yang terpadu dan inklusif. Termasuk dalam penyediaan sarana dan prasarana, penganggaran yang tepat dan transparan.
"Serta pendampingan kepada masyarakat agar lebih mumpuni,” kata Wapres.
Baca Juga: Pemerintah akan Genjot Belanja Pangan Demi Meredam Kenaikan Inflasi Volatile Food
Wapres juga meminta Kementerian Pertanian memperhatikan ketahanan pangan di Papua yang ke depannya menjadi salah satu prioritas.
Selain itu, Wapres meminta lahan-lahan yang masih tidur dibawah TNI untuk ditanami agar menjadi lahan produktif.
"Ini juga bagian dari tugas TNI dalam rangka operasi militer selain perang, ini akan dioptimalkan pada masalah penanggulangan ketahanan pangan," ucap Ma'ruf.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementan akan melakukan diversifikasi pangan. Artinya menanam pangan sesuai kearifan lokal, seperti umbi-umbian, sagu dan sejenisnya.
"Kita harus betul-betul terus bersama menjaganya (ketahanan pangan)," ucap Amran.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan, telah memerintahkan gerakan ketahanan pangan kepada seluruh jajaran di lingkungan TNI.
Yudo menambahkan, TNI mengajak masyarakat untuk turut serta dalam menanam dalam mengatasi dampak El Nino.
"Harapannya memenuhi kebutuhan atau kekurangan yang ada di masyarakat," ucap Yudo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News