kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peringkat daya saing Indonesia turun, reformasi negara lain lebih cepat


Kamis, 10 Oktober 2019 / 19:45 WIB
Peringkat daya saing Indonesia turun, reformasi negara lain lebih cepat
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Darmin Nasution di kantornya Pemerintah Siapkan Skema Aturan Cross Border E-commerce


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Peringkat daya saing Indonesia secara global mengalami kemunduran  tahun ini. 

World Economic Forum (WEF) dalam laporan tahunan terbarunya Indeks Daya Saing Global atau Global Competitiveness Index (GCI) Report 2019 menurunkan posisi Indonesia sebanyak lima peringkat dari posisi ke-45 menjadi ke-50. 

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi bisa di bawah 5%

Menanggapi itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, penurunan peringkat daya saing Indonesia tak berarti kondisi Indonesia memburuk. Sebab, WEF sendiri menilai penurunan skor Indonesia relatif tipis yakni 0,3 poin. 

“Penyebab peringkat kita turun sampai lima level karena negara-negara lain memang melakukan reformasinya lebih cepat,” tutur Darmin, Kamis (10/10).

Vietnam misalnya, yang meski secara ranking masih berada di bawah Indonesia, tapi mampu mengalami lompatan sepuluh peringkat dari posisi ke-77 menjadi ke-67 pada tahun ini. 

Namun, Darmin mengatakan, pemerintah sejatinya tidak berhenti melakukan reformasi untuk meningkatkan daya saing, terutama investasi. Selanjutnya, pemerintah juga tengah menyiapkan perombakan “besar-besaran” terkait perizinan yang selama ini dianggap menghambat masuknya investasi ke Indonesia. 

Baca Juga: Bank Dunia pangkas prospek pertumbuhan ekonomi, ini yang perlu dilakukan pemerintah

“Kita sedang siapkan perubahan besar-besaran dan kelihatannya akan diresmikan dan diumumkan pada awal pemerintahan baru Pak Jokowi. Sekarang kita menuntaskan persiapannya dulu,” tutur Darmin. 

Perombakan sistem perizinan melalui penerbitan Omnibus Law diyakini dapat menebas semua hambatan-hambatan regulasi yang selama ini membuat ekosistem investasi di dalam negeri kurang menarik.

Pemerintah akan lebih banyak menetapkan standar-standar ketimbang peraturan perizinan, lalu memperkuat pengawasan pelaksanaan standar tersebut. 

Darmin melanjutkan, meski dalam beberapa aspek Indonesia mengalami penurunan skor, Indonesia juga diapresiasi untuk aspek-aspek lain yang selama ini memang pemerintah upaya perbaiki seperti infrastruktur dan kelembagaan. 

Baca Juga: Ini yang perlu dilakukan pemerintah agar pertumbuhan ekonomi di atas 5%

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani menambahkan, penurunan skor daya saing Indonesia lebih banyak disebabkan oleh isu produktivitas, terutama sumber daya manusia (SDM).

Tambah lagi, negara lain melakukan lompatan lebih tinggi dalam berbagai aspek lainnya yang memengaruhi daya saing.  Untuk itu ia berharap, upaya pemerintah mengedepankan perbaikan program vokasi, pelatihan, dan pendidikan dapat berjalan dengan optimal.

“Kadin dan pemerintah juga sudah bekerja sama untuk menjalankan peningkatan kualitas ini, termasuk dengan Kadin di Jerman dalam pelaksanaannya,” tutur Rosan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×