kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi bisa di bawah 5%


Kamis, 10 Oktober 2019 / 19:24 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi bisa di bawah 5%
ILUSTRASI. Kointainer-kontainer di Pelabuhan Labuan Bajo, Sabtu (21/9). (Kontan/Lidya Yuniartha).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada  2019 ini hanya bisa mencapai 5%. Namun, Institute For Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi bahwa PDB Indonesia bahkan bisa lebih rendah dari itu.

Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati mengatakan, pertumbuhan Indonesia pada 2019 bahkan bisa 4,9%. Hal ini disebabkan oleh berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia pada tahun ini.

Baca Juga: Bank Dunia pangkas prospek pertumbuhan ekonomi, ini yang perlu dilakukan pemerintah

"Bisa ada di titik itu kalau progres hingga pada kuartal III-2019 tidak segera dimitigasi. Apalagi saat ini kalau mau lebih melihat lagi, banyak lay off yang terjadi di berbagai industri," ujar Enny kepada Kontan.co.id, Kamis (10/10).

Bila menurut Ekonom Indef Bhima Yudhistira, pertumbuhan yang di bawah 5% tersebut disebabkan oleh kinerja investasi yang melambat dan konsumsi rumah tangga yang tertekan oleh pelemahan harga komoditas.

Menurut Bhima, ada juga beberapa faktor kompleks yang mendorong hal itu, seperti instabilitas politik, beberapa tarif layanan publik pada tahun 2020 yang akan naik, dan juga target penerimaan pajak yang tinggi.

Baca Juga: Ini yang perlu dilakukan pemerintah agar pertumbuhan ekonomi di atas 5%

Meski begitu, Bhima juga menawarkan solusi untuk terus mempertahankan kinerja ekonomi Indonesia. Menurut Bhima, perlu adanya optimalisasi peran bantuan sosial (bansos) untuk menjaga daya beli masyarakat di lapisan pengeluaran paling bawah.

Kedua, bisa juga ditingkatkan kestabilan di dalam Indonesia. Kestabilan ini menyangkut fiskal dan moneter yang bisa dilakukan dengan memperkuat koordinasi fiskal dan moneter dalam rangka stimulus ke sektor riil.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×