Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran Indonesia mengalami peningkatan.
Tercatat, angka pengangguran Indonesia meningkat 83.000 orang menjadi 7,28 juta orang pada Februari 2025 dibandingkan periode sama pada tahun lalu.
Padahal, realisasi investasi pada kuartal I-2025 tembus Rp 465,2 triliun.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia pada awal 2025.
Baca Juga: Realisasi Investasi Asing Capai 51,9%, Indonesia Masih Menarik di Mata Dunia?
Menurutnya, stagnasi ekonomi nasional turut diperparah oleh lemahnya konsumsi kelas menengah dan atas yang menahan belanja karena kekhawatiran terhadap kondisi eksternal.
"Penyebab pengangguran memang beragam, tapi salah satunya karena ada kondisi di mana kelas menengah-atas ini cenderung menahan belanjanya. Mereka khawatir terhadap situasi eksternal, perang dagang memperburuk, kemungkinan adanya resesi ekonomi global. Jadi uang itu terhambat untuk berputar ke ekonomi," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (5/5).
Bhima juga menyoroti tren pengalihan aset oleh kelompok kaya ke luar negeri, yang semakin melemahkan aktivitas ekonomi di dalam negeri. Selain itu, sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung penciptaan lapangan kerja mengalami kontraksi.
Hal ini terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat di bawah angka 50, menandakan pelemahan sektor tersebut.
Baca Juga: Realisasi Investasi Kuartal IV 2024 Capai Rp 453 Triliun, Naik 4,9% dari Kuartal III
Selain itu, Bhima juga menilai bahwa kualitas investasi Indonesia juga menurun. Pada 2020, setiap Rp 1 triliun investasi asing bisa menyerap sekitar 1.300 tenaga kerja. Namun di 2024, rasio ini turun menjadi hanya 1.000 orang tenaga kerja.
"Jadi ada penurunan yang cukup signifikan dari sisi kualitas serapan investasinya," katanya.