kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Pengangguran di Indonesia Meningkat Meski Realisasi Investasi Capai Ratusan Triliun


Senin, 05 Mei 2025 / 15:53 WIB
Pengangguran di Indonesia Meningkat Meski Realisasi Investasi Capai Ratusan Triliun
ILUSTRASI. Pencari kerja antre untuk masuk ke dalam pameran saat berlangsungnya Jakarta Job Fair di Gor Cilandak Barat, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Angka pengangguran Indonesia meningkat 83.000 orang menjadi 7,28 juta orang pada Februari 2025 dibandingkan periode sama pada tahun lalu.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran Indonesia mengalami peningkatan.

Tercatat, angka pengangguran Indonesia meningkat 83.000 orang menjadi 7,28 juta orang pada Februari 2025 dibandingkan periode sama pada tahun lalu.

Padahal, realisasi investasi pada kuartal I-2025 tembus Rp 465,2 triliun.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia pada awal 2025. 

Baca Juga: Realisasi Investasi Asing Capai 51,9%, Indonesia Masih Menarik di Mata Dunia?

Menurutnya, stagnasi ekonomi nasional turut diperparah oleh lemahnya konsumsi kelas menengah dan atas yang menahan belanja karena kekhawatiran terhadap kondisi eksternal.

"Penyebab pengangguran memang beragam, tapi salah satunya karena ada kondisi di mana kelas menengah-atas ini cenderung menahan belanjanya. Mereka khawatir terhadap situasi eksternal, perang dagang memperburuk, kemungkinan adanya resesi ekonomi global. Jadi uang itu terhambat untuk berputar ke ekonomi," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (5/5).

Bhima juga menyoroti tren pengalihan aset oleh kelompok kaya ke luar negeri, yang semakin melemahkan aktivitas ekonomi di dalam negeri. Selain itu, sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung penciptaan lapangan kerja mengalami kontraksi.

Hal ini terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia tercatat di bawah angka 50, menandakan pelemahan sektor tersebut.

Baca Juga: Realisasi Investasi Kuartal IV 2024 Capai Rp 453 Triliun, Naik 4,9% dari Kuartal III

Selain itu, Bhima juga menilai bahwa kualitas investasi Indonesia juga menurun. Pada 2020, setiap Rp 1 triliun investasi asing bisa menyerap sekitar 1.300 tenaga kerja. Namun di 2024, rasio ini turun menjadi hanya 1.000 orang tenaga kerja.

"Jadi ada penurunan yang cukup signifikan dari sisi kualitas serapan investasinya," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×