kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat soroti penggunaan sejumlah produk impor pada kegiatan vaksinasi


Minggu, 30 Mei 2021 / 20:48 WIB
Pengamat soroti penggunaan sejumlah produk impor pada kegiatan vaksinasi
ILUSTRASI. Petugas medis menyuntikan vaksin Covid-19 di area parkir Mal Ciputra, Jakarta, Selasa (25/5/2021). KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah terlaksana hampir kurun waktu setengah tahun. Sejak pertama kali digelar pada 13 Januari 2021. Namun penggunaan produk impor dalam kegiatan vaksinasi masih jadi sorotan. 

Belum lama ini, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah (LKPP). Menurut Luhut masih banyak produk impor yang dijajakan di layanan e-katalog.

Menanggapi kondisi tersebut, pengamat ekonomi Suryono Effendi menyayangkan lambannya pemerintah yang tidak sigap mendorong pelaku usaha swasta berpartisipasi menyiapkan produksi sarana prasarana vaksin. 

Baca Juga: Pemerintah perpanjang PPKM mikro di seluruh provinsi

Menurut Suryono, padahal dengan membuka peluang kepada pelaku usaha swasta memproduksi produk sarana prasarana vaksin, akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional yang terpuruk setahun belakangan akibat pandemi.

"Di sinilah perlu kepekaan pemerintah. Jangan apa-apa andalkan impor. Padahal kita juga bisa. Kalau saja boks pendingin vaksin, sarana distribusinya, sudah mampu diproduksi domestik, maka membuka lapangan kerja, ada perbaikan pendapatan diperoleh pelaku usaha yang berdampak ke peningkatan ekonomi nasional," kata dia dalam keterangannya, Minggu (30/5).

Ia mengatakan, pemerintah seperti tidak melihat peluang tersebut yang berimplikasi positif terhadap ekonomi negara. Kebiasaan ketergantungan bahan baku impor terasa amat melekat.

"Ekonomi nasional minus sekitar 5% akibat Covid-19 setahun kemarin. Inilah waktunya mengerek lagi dengan menciptakan peluang-peluang kerja. Aktivitas ekonomi bisa bergerak lagi karena ada produksi," ujar Suryono.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Minggu (30/5): Tambah 6.115 kasus, terus pakai masker

Ia menyesalkan tidak selarasnya keinginan pemerintah yang ingin memprioritaskan pemulihan kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi akibat Covid-19.

Guna informasi, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi diuraikan bahwa vaksin merupakan produk biologis yang mudah rusak.

Selanjutnya: Data corona DKI Jakarta, Sabtu (29/5), tambah 807 kasus, total kini 428.269 kasus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×