Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Ekonomi Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin mengatakan, impor beras yang direncanakan Indonesia ke depan mungkin akan menyebabkan inflasi pangan. Namun, ada ruang untuk mengurangi inflasi tersebut.
Sebab, selama 2 hingga 3 bulan belakangan, Indonesia menghadapi deflasi harga-harga pangan.
“Pasti naik, tapi sekitar 2 hingga 3 bulan Indonesia deflasi pangan sehingga masih ada ruang untuk mengurangi inflasi,” ujar dia di Jakarta, Kamis (10/8).
Baca Juga: Impor Bisa Kendalikan Harga Beras Dalam Negeri? Ini Kata Pengamat
Apabila terjadi, menurutnya inflasi tersebut dapat dimaklumi selama masih di kisaran 3% plus minus 1%.
Ia menyebut kalau memang pemerintah akan melakukan impor beras lagi, ia menilai hal tersebut dapat diupayakan dan mungkin terjadi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan Indonesia bakal melakukan impor beras lagi untuk memenuhi ketersediaan pangan di tengah ancaman El Nino. Ia bilang, hingga akhir tahun 2023 diharapkan Indonesia memiliki 2,2 juta ton beras.
Namun, Indonesia mesti waspada apabila melakukan impor beras lagi karena harga beras global meningkat.
Baca Juga: Pemerintah Buka Opsi Impor Beras Lagi, Petani: Produksi Beras Cukup
Direktur Institute for Demogrpahic and Poverty Studies (IDEAS) IDEAS Yusuf Wibisono menyebut kenaikan harga beras global dipastikan akan memberi tekanan harga ke negara-negara importir beras terbesar dunia seperti China, Nigeria, Indonesia, Filipina dan Senegal.
Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia berpotensi menghadapi ancaman inflasi pangan dari tekanan harga beras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News