kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penerimaan Negara Moncer, Penarikan Utang di 2021 Menyusut


Selasa, 04 Januari 2022 / 06:40 WIB
Penerimaan Negara Moncer, Penarikan Utang di 2021 Menyusut
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap menyampaikan keterangan pers realisasi pelaksanaan APBN 2021 di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (3/1/2022).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, pembiayaan utang neto pada tahun 2021 lebih kecil dari target yang dipatok Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. 

Bendahara Negara ini menunjukkan, pembiayaan utang neto pada sepanjang tahun lalu sebesar Rp 867,4 triliun atau lebih kecil Rp 310 triliun dari target Rp 1.177,4 triliun. Dengan kata lain, realisasi pembiayaan utang di sepanjang tahun 2021 hanya mencapai 73,7% dari target dalam APBN 2021. 

Sri Mulyani kemudian berbangga. Pasalnya, bila dibandingkan dengan pembiayaan utang tahun 2020, jumlah pembiayaan utang tahun 2021 juga menyusut. 

“Bila dibandingkan dengan pembiayaan utang pada tahun 2020 yang sebesar Rp 1.229,6 triliun, ini turun hampir 30%, atau lebih tepatnya turun 29,5% yoy,” katanya, Senin (3/1) dalam konferensi pers APBN KiTa. 

Baca Juga: Realisasi Sementara Seluruh Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2021 Meleset

Dia melanjutkan, turunnya penarikan utang membuat total pembiayaan anggaran di sepanjang tahun 2021 menjadi Rp 868,6 triliun atau hanya 86,3% dari target APBN 2021. 

Pembiayaan anggaran ini juga dipengaruhi oleh defisit APBN 2021 sepanjang tahun 2021 yang sebesar Rp 783,7 triliun atau lebih rendah Rp 222,7 triliun dari target defisit yang sebesar Rp 1.006,4 triliun. 

Atau dengan kata lain, realisasi defisit hingga akhir tahun lalu setara dengan 4,65% dari Produk Domestik Bruto (PDB), membaik dari defisit pada tahun 2020 yang mencapai 6,14% PDB. Perbaikan defisit ini juga sejalan dengan moncernya penerimaan negara yang mencapai Rp 2.003,1 triliun atau tembus 114,9% dari target APBN 2021 yang sebesar Rp 1.743,6 triliun. 

Baca Juga: Perkiraan Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi 2021 Hanya 3,7%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×