Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada awal kuartal III-2019 terus mengalami peningkatan. Sepanjang Januari-Juli 2019, realisasi PNBP telah mencapai Rp 241,27 triliun atau 63,78% dari target Anggaran Pendaptan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019 atau sebesar Rp 386,3 triliun.
Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan PNBP pada periode yang sama tahun 2018 yang mencapai Rp 211,26 triliun. Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani menjelaskan peningkatan ini utamanya didorong oleh kenaikan penerimaan dari PNBP Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) dan PNBP Lainnya.
Baca Juga: Kemenhub: Pengurusan sertifikasi uji kendaraan bisa via online
Di mana PNBP KND berkontribusi Rp 69,87 triliun atau 153,3% dari APBN 2019. Sementara PNBP lainnya memberi sumbangsih Rp 59,76 triliun atau 63,53% dari APBN 2019.
“Kami mendapatkan surplus dari Bank Indonesia (BI), sementara yang menurunan dari migas dan non-migas terutama dari batubara dan minyak karena secara rata-rata harga tahun ini tidak setinggi tahun lalu,” kata Askolani dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi Agustus 2019, di kantor Kementerian Keuangan (Kemkeu), Jakarta, Senin (26/8).
Adapun komponen PNBP dari sember daya alam (SDA) baik migas dan non-migas lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Realisasi Penerimaan SDA dalam periode Januari-Juli 2019 sebesar 5,51% jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2018.
Realisasi Penerimaan SDA mencapai Rp 87,25 triliun atau 45,74% dari target APBN tahun 2019, yang terdiri dari Penerimaan SDA Migas dan SDA Nonmigas. Adapun realisasi penerimaan SDA Migas mencapai Rp 68,22 triliun atau 42,69% dari target APBN tahun 2019. Realisasi tersebut mengalami penurunan sebesar 6,11% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yaitu sebesar Rp72,66 triliun.
Baca Juga: Kabar Baik, Pengurusan Sertifikasi Uji Kendaraan Cukup Lewat Online
Sejalan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai hal ini karena seiring dengan perkembangan harga komoditas global yang terus menurun dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang semakin menguat.
Penurunan penerimaan SDA Migas tersebut antara lain disebabkan karena lebih rendahnya realisasi rata-rata ICP periode Januari-Juli 2019 sebesar US$ 62,88 per barel, dibandingkan dengan realisasi rata- rata ICP periode Januari-Juli 2018 sebesar US$ 67,14 per barel.
Baca Juga: Pemerintah pesimistis terhadap penerimaan PNBP karena faktor ini
Penurunan rata-rata Harga Batubara Acuan (HBA) pada periode Januari-Juli 2019 sebesar US$ 85,56 per ton dari rata-rata HBA periode Januari-Juli 2018 sebesar US$ 97,66 per ton.
“Berdampak kepada Penerimaan Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba), sehingga menyumbang penurunan realisasi penerimaan SDA non-migas,” kata Sri Mulyani.
Selanjutnya pada periode Januari-Juli 2019, realisasi Penerimaan SDA non-migas mencapai Rp 19,04 triliun atau 61,46% dari target APBN tahun 2019. Realisasi tersebut mengalami penurunan sebesar 3,29% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yaitu sebesar Rp 19,68 triliun.
Sementara itu, Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) hingga Juli 2019 telah mencapai Rp 24,39 triliun atau 50,92% dari target APBN 2019.
Baca Juga: Kejar target penerimaan bea masuk, pemerintah akan lakukan upaya ekstra effort
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News