Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi penerbitan obligasi negara selama tiga bulan pertama tahun ini mencapai 38,7% dari target 2017. Sementara melalui strategi front loading, pemerintah berencana menerbitkan SBN sebesar 59%-60% dari target.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Robert Pakpahan mengatakan, realisasi penerbitan SBN hingga 30 Maret 2017 mencapai Rp 265,77 triliun. Angka itu mencapai 38,71% dari target penerbitan SBN bruto Rp 686,56 triliun.
Penerbitan tersebut terdiri dari penerbitan surat berharga syariah negara (SBSN) sebesar Rp 96,45 triliun atau 48,9% dari target penerbitan SBSN Rp 197,25 triliun. Sementara penerbitan surat utang negara (SUN) sebesar Rp 169,33 triliun atau 34,61% dari target penerbitan SUN sebesar Rp 489,31 triliun.
"Internasional bond masih ada dua lagi, sisanya melalui SBN rupiah. Sebagian besar adalah melalui lelang reguler mingguan dan ada satu lagi SBN ritel di 2017," kata Robert di Kantor Kemkeu, Kamis (30/3).
Adapun penerbitan dua SBN berdenominasi valas lainnya yaitu euro bond dan samurai bond. Sementara penerbitan SBN ritel yang dimaksud, yaitu obligasi ritel (ORI). Khusus penerbitan euro bond lanjut Robert, pemerintah masih memperhatikan pasar keuangan pasar Eropa, khususnya terkait dampak dari pemilihan Presiden Perancis dan Jerman.
Sementara itu, penerbitan global sukuk bulan ini sebesar US$ 3 miliar yang lebih tinggi dari target dan penerbitan tahun lalu sebesar US$ 2,5 miliar, diakuinya sebagai salah satu langkah penggeseran penerbitan SBN dari penerbitan sukuk ritel (sukri). Sebab, penerbitan sukri tahun ini hanya sebesar Rp 14,03 triliun, jauh lebih rendah dari penerbitan tahun sebeumnya yang mencapai Rp 31,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News