Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Berbagai risiko yang bisa meningkatkan ketidakpastian global diwaspadai pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah berencana menerbitkan seluruh penerbitan surat berharga negara (SBN) berdenominasi valas di semester pertama ini sebagai strategi pembiayaan pemerintah.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menjadi salah satu yang diperhitungkan pemerintah. Sebab, sebelumnya pihaknya meramal The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali di tahun ini.
Sementara itu, hasil pertemuan Federal Market Open Committe (FOMC) Kamis (16/3) dini hari lalu mensinyalkan kenaikan The Fed sebanyak tiga kali secara gradual di tahun ini.
Tak hanya itu, pihaknya juga memperhitungkan potensi risiko lainnya yang datang dari Eropa, sejalan dengan pelaksanaan pemilihan Presiden (pilpres) di sejumlah negara-negara Eropa. Misalnya, Belanda yang melangsungkan pilpres di bulan ini, Perancis di April dan Mei nanti, serta Jerman di Oktober mendatang.
Loto juga mengatakan, perlambatan ekonomi di China juga menjadi potensi risiko yang patut diperhitungkan. "(Penerbitan SBN) valas di semester satu kami rencanakan bisa diselesaikan," kata Loto di Gedung Bank Indonesia (BI), Senin (20/3).
Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana menerbitkan SBN valas dalam tiga mata uang dan empat jenis penerbitan, yaitu dollar AS (global bond), dollar AS syariah (global sukuk), euro (euro bond) dan Yen Jepang (samurai bond). Besaran penerbitan SBN valas tersebut, rencananya sebesar 25% dari target bruto penerbitan SBN tahun ini yang sebesar Rp 597 triliun.
Pemerintah telah merealisasikan perbitan global bond US$ 3,5 miliar Desember tahun lalu sebagai bagian dari strategi pembiayaan di awal (pre funding). Sementara penerbitan tiga SBN valas lainnya belum dilakukan.
Namun jika berkaca pada tahun 2016, penerbitan global sukuk dilakukan di akhir Maret sebesar US$ 2,5 miliar, euro bond di awal Juni sebesar € 3 miliar, dan samurai bond di akhir Juni sebesar ¥ 100 miliar.
Loto melihat pelaku pasar sudah mengekspektasi kenaikan The Fed pekan lalu. Hal tersebut tampak pada tingkat bunga yang malah bergerak turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News