kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendanaan Asian Games jadi tantangan


Kamis, 08 Juni 2017 / 11:55 WIB
Pendanaan Asian Games jadi tantangan


Reporter: Agus Triyono, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perhelatan Asian Games 2018 tinggal 13 bulan lagi. Namun persiapan pesta olahraga empat tahunan tersebut masih karut marut. Mulai pembangunan sarana dan prasarana olahraga yang masih dikebut hingga persoalan yang amat pelik dan klasik: pendanaan.

Menurut perhitungan Kementerian Pemuda dan Olahraga, total kebutuhan pendanaan event akbar itu sebesar Rp 4,5 triliun. Jumlah ini sejatinya mengerut dari dana yang diajukan Rp 8,7 triliun.

Ini pula yang membuat puyeng panitia (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee alias INASCOG. Mereka kini pontang pontang-panting mencari sponsor. Kabarnya baru ada satu perusahaan swasta yang berminat.

Sementara dari BUMN belum satupun memberikan lampu hijau. Celakanya, pemerintah pusat juga belum mengucurkan duit sepeserpun. Saat ini, baru ada dana sebesar Rp 500 miliar yang dianggarkan di APBN 2017. Berarti masih kurang Rp 4 triliun. Padahal, panita segera membutuhkan uang segar untuk membayar berbagai kebutuhan Asian Games.

Pasca rapat persiapan Asean Games 2018, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan, Kemkeu akan segerea menambah dana penyelenggaraan Asian Games Rp 1,8 triliun. Rinciannya, Rp 1,5 triliun dari APBN Perubahan 2018. Kemudian ada tambahan Rp 465 miliar untuk pembangunan Olympic Center di Cibubur. "Usulan tambahan anggaran tahun ini Rp 1,8 triliun," terangnya di komplek Istana Negara, Rabu (7/6).

Meski ada tambahan dana, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menilai ini kurang. Makanya, pihaknya akan minta tambahan di APBN 2018 sebesar Rp 1,7 triliun. Selain itu, instansi ini juga tengah mencari tambahan anggaran sponsor.

Gatot S. Dewa Broto, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, menargetkan, dana dari sponsor bisa mencapai Rp 1,5 triliun. "Masih dalam tahap penjajakan," tuturnya kepada KONTAN, Rabu (7/6).

Ada dua cara pencarian sponsor. Yakni, ikatan sponsor internasional yang ditunjuk Dewan Olimpiade Asia (OCA) dan sponsor lokal. Saat ini, panitia masih menjajaki sponsor dana dalam negeri. Banyak perusahaan swasta dan BUMN yang dijajaki, tapi sejauh ini belum deal.

Baru PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang tertarik jadi sponsor Asian Games 2018. Menurut Arief Prabowo, Vice President Corporate Communication Telkom, permintaan dana sponsor masih penjajakan. Nilainya Rp 1 triliun lebih. "Soal besaran, belum bisa kami informasikan," ujar Arief.

Meski masih tambal sulam, Presiden Joko Widodo mewanti-wanti agar panitia, agar memakai dana secara bijak. "Kalkulasi betul, rinci. Saya ingatkan, jangan melebih-lebihkan anggaran," tegas Presiden. Kecemasan ini beralasan agar tak bermasalah di kemudian hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×