CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

Pemimpin Daerah Didorong Adaptif dan Profesional Melalui Program KPPD


Rabu, 19 November 2025 / 22:56 WIB
Pemimpin Daerah Didorong Adaptif dan Profesional Melalui Program KPPD
ILUSTRASI. Pegawai negeri sipil (PNS) melakukan aktivitas di Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Balai Kota, Jakarta, Senin (3/7/2017). Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) hadirkan wawasan teknokratis dan dialog strategis antara pemimpin Indonesia-Singapura. Tingkatkan inovasi.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Lee Kuan Yew School of Public Policy (LKYSPP), dan National University of Singapore (NUS) menyelenggarakan Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) Angkatan II Tahun 2025. 

Program ini diikuti 25 bupati dan wali kota dari berbagai provinsi dan dilaksanakan di Jakarta serta Singapura.

“KPPD menghadirkan wawasan teknokratis dan membuka ruang dialog strategis antara pemimpin daerah di Indonesia dan jajaran pimpinan di Singapura,” kata Chairperson PYC, Filda Citra Yusgiantoro, dalam siaran pers, Rabu (19/11/2025).

Filda menjelaskan, kursus bertujuan memperkuat kapasitas kepemimpinan, tata kelola daerah, pengelolaan layanan publik, digitalisasi perencanaan kota, dan pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: HFHI Dorong Ketahanan Komunitas Lewat Program Inklusif

“Kami optimistis para kepala daerah pulang dengan perspektif baru yang dapat diterjemahkan sebagai kebijakan dan inovasi bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Program KPPD dimulai dengan pembukaan oleh Mendagri Tito Karnavian di Jakarta pada 5 November 2025, dilanjutkan kursus tujuh hari di Singapura, dan ditutup kembali di Jakarta. 

Selama di Singapura, para peserta belajar langsung praktik tata kelola publik berstandar global melalui kunjungan ke TuasOne Waste-to-Energy Plant, Punggol New Town, ST Engineering InnoSuite, ITE College East, Singapore City Gallery, dan Marina Barrage. 

Mereka juga mendapatkan paparan tentang reformasi pendidikan, transformasi kesehatan, inovasi digital, dan tata kelola kota dari pakar dan praktisi senior Singapura.

“Lee Kuan Yew School of Public Policy menyiapkan kurikulum, sesi diskusi, hingga refleksi, sehingga peserta dapat memahami konteks kebijakan secara utuh dan menerapkannya di daerah masing-masing,” ujar Filda. Salah satu agenda utama adalah Closing Dialogue bersama Coordinating Minister for Public Services dan Minister for Defence Singapura, Chan Chun Sing, yang menekankan pentingnya kepemimpinan adaptif, ketahanan institusi, dan profesionalisme birokrasi.

Baca Juga: Kemenhub Dorong Integrasi Transportasi Lewat Program BTS, Akui Sempat Ditolak Pemda

Para peserta juga menghadiri jamuan makan malam dengan Emeritus Senior Minister Goh Chok Tong, yang membagikan pandangan mengenai hubungan Indonesia–Singapura, pembangunan ekonomi wilayah, dan nilai kepemimpinan jangka panjang.

Penutupan program dilakukan Wakil Mendagri Bima Arya Sugiarto dengan pemaparan Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas tentang hilirisasi mocaf sebagai model ketahanan pangan, Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi mengenai sejarah hubungan Bengkulu–Singapura, dan Wali Kota Ambon Bodewin M. Wattimena soal pengelolaan sampah terpadu berbasis teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).

Selanjutnya: Perkuat Kedaulatan Data Nasional dengan Manfaatkan Teknologi Blockchain

Menarik Dibaca: 12 Cara Simpel Agar Dapur Anda Lebih Nyaman, Fungsional, dan Bikin Betah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×