Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Pemerintah mengaku tak khawatir akan adanya lonjakan inflasi pada bulan Juni nanti ketika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sebab, pemerintah menilai, selama pasokan barang tetap melimpah, inflasi akan terkontrol.
"Tidak begitu khawatir inflasi di bulan Juni akan terlalu melonjak, karena kuncinya terletak pada suply kita," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (3/6).
Hatta beralasan potensi inflasi yang terjadi karena diterapkannya tahun ajaran baru dan menjelang bukan puasa sudah dapat teratasi dengan persoalan pasokan barang. Bahkan Menteri Keuangan Chatib Basri justru semakin optimis karena melihat keterangan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan tingkat harga barang dan jasa mengalami deflasi sebesar 0,03% pada bulan ini.
Menurut Chatib, hasil tersebut sudah menunjukkan upaya pemerintah dalam menjaga pasokan bahan makanan yang dapat memicu inlasi telah dilakukan dengan baik.
"Bulan Mei ini kita bisa deflasi jadi artinya itu bisa memberi dampak optimis dampak inflasi 2,46% (akibat kenaikan BBM) dapat dikendalikan," tegas Chatib.
Meski demikian, ia tak memungkiri kalau tiga bulan pertama dari kenaikan harga BBM pasti akan menimbulkan inflasi tinggi. Chatib menyakini program BLSM yang disiapkannya dapat meredam hal tersebut. Hanya saja, mengenai kepastiannya masih akan dibahas bersama di Banggar.
"Kalau inflasi kan yg terpengaruh seketika adalah dari kesediaan raskin, pasokan pangan, kalau BLSM itu tentu satu yang dibicarakan nanti," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News