Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintah optimistis pelaksanaan Annual Meeting of International Monetary Fund and World Bank tanggal 12-14 Oktober 2018 di Bali Nusa Dua, Indonesia akan berlangsung lancar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus Ketua Panitia Nasional Annual Meeting (IMF-WB) Luhut Binsar Panjaitan, persiapan saat sudah hampir 70%.
“Semua aspek persiapan sudah siap kami lakukan, venue hotel, keamanan, emergensi, kontigensi, sekuriti , hospitality sudah siap,” tandas Luhut di sela-sela Spring Meeting IMF-WB di Washington D.C.
Destinasi wisata untuk mendukung rapat tahunan akbar yang dihadari menteri keuangan dan gubernur bank sentral seluruh dunia juga siap menyambut kedatangan para delegasi, termasuk wartawan.
“Dengan dana Rp 800 miliar, kita bisa memperbaiki destinasi turis seperti Labuan Bajo, Danau Toba, Bali, Mandalika, hingga Banyuwangi, bahkan lebih cepat dari target kami,” ujar Luhut.
Tak hanya itu, untuk melayani arus kedatangan dan arus balik, Luhut juga meminta agar PT Garuda Indonesia Tbk menyediakan pesawat khususnya untuk first class wide body. Angkutan darat para delegasi juga disediakan dengan menyediakan electric bus.
“Bahkan masalah management sampah juga sudah kita lakukan. Jadi anggapan buang-buang dana Rp 800 miliar itu tak benar, every single sen kami perhatian, ” ujar Luhut.
Pemerintah yakin event besar ini akan mampu menggulirkan efek lanjutan, khususnya pariwisata dan investasi. Saat ini, kata Luhut, Bappenas tengah menghitung efek gulirnya.
Dari pertemuan dengan World Bank dan sejumlah investor di Washington DC, Luhut mengklaim bahwa antusiasme dunia sangat tinggi dalam perhelatan akbar tersebut. “Semua tokoh persilatan keuangan akan hadir, ini belum terjadi sebelumnya,” ujar Luhut.
Catatan Kontan.co.id, di Asia, Indonesia menjadi negara ketiga dalam penyelenggaraan Annual Meeting IMF-WB. Negara lain yang pernah menjadi tuan rumah adalah Singapura dan Filipina.
Luhut mengatakan, banyak yang akan Indonesia lakukan dalam pertemuan itu. Antara lain: menawarkan proyek blended finance ke para delegasi yang akan hadir. Menurut Luhut ada 10 proyek yang akan ditawarkan dalam skema pembiayaan campuran (blended finance), lima di antarnya sudah brown field dan sisanya green field.
Antara lain: proyek LRT Jakarta-Bogor, Depok yang membutuhkan dana US$ 1,8 miliar. Bahkan bisa membengkak menjadi US$ 3-4 miliar jika proyek berlanjut sampai Depok. “Dengan bunga di negaranya 0%, kalau mereka taruh di proyek tersebut dan dapat bunga 4%, mereka bisa dapat untung berlipat,” ujar Luhut.
Lalu, ada proyek energi dari limbah yang dikerjakan swasta. “Kami akan tawarkan skema blended finance agar tak memberatkan anggaran,” ujar Luhut.
Oh iya, skema blended finance adalah skema pendanaan yang menggabungkan antara dana investor dan dana filantropis sebagai alternative pendanaan proyek infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News