kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Dunia: Perang dagang AS-China belum tentu akan terjadi


Kamis, 12 April 2018 / 17:12 WIB
Bank Dunia: Perang dagang AS-China belum tentu akan terjadi
ILUSTRASI. Pemaparan ekonom Bank Dunia


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) menyatakan, isu perang dagang tak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Sebab, kedua negara yang bersitegang, yakni Amerika Serikat dan China masih dalam pembicaraan terkait hal ini sehingga belum tentu perang dagang benar-benar akan terjadi.

“Perang dagang ini masih dalam pembicaraan. Ini hal penting untuk diingat. Impact-nya akan lebih ke AS dan China sendiri,” kata Kepala Ekonom untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty saat memaparkan laporan WB East Asia and Pacific Economic Update di Kantor Bank Dunia, Jakarta Kamis (12/4).

Meski begitu, apabila perang datang benar-benar terjadi, menurut Shudir, regional Asia Timur dan Pasifik akan merasakan dampaknya, yakni pada perdagangan produk-produk seperti alat-alat elektronik dan mesin.

“Kesuksesan negara-negara ini adalah berdasarkan perdagangan dan adanya perang dagang akan mendisrupsi value chain dan akan efeknya ke pertumbuhan ekonomi karena akan menginjeksi ketidakpastian yang membuat perdagangan global melambat,” ucapnya,

“Prospek yang menarik di regional ini bergantung sekali ke perdagangan dunia. Kalau ada perang dagang, ini masalah banget. Tapi, ya balik lagi, ini kan belum terjadi,” lanjutnya.

Asal tahu saja, AS merilis proposal tarif impor bea impor masuk sampai dengan 25%, kepada lebih dari 1.300 produk asal China dengan nilai berkisar US$ 50 miliar.

Proposal ini memuat secara rinci daftar produk asal China yang dikenakan tarif bea masuk impor. Bahkan, proposal tarif impor itu akan ditingkatkan menjadi US$ 100 miliar.

Produk China yang dikenakan tarif bea masuk impor berupa barang teknologi, senyawa kimia, transportasi, produk medis atau farmasi seperti antibiotik, robot industrial serta produk perakitan pesawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×