Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) menyatakan, isu perang dagang tak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Sebab, kedua negara yang bersitegang, yakni Amerika Serikat dan China masih dalam pembicaraan terkait hal ini sehingga belum tentu perang dagang benar-benar akan terjadi.
“Perang dagang ini masih dalam pembicaraan. Ini hal penting untuk diingat. Impact-nya akan lebih ke AS dan China sendiri,” kata Kepala Ekonom untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty saat memaparkan laporan WB East Asia and Pacific Economic Update di Kantor Bank Dunia, Jakarta Kamis (12/4).
Meski begitu, apabila perang datang benar-benar terjadi, menurut Shudir, regional Asia Timur dan Pasifik akan merasakan dampaknya, yakni pada perdagangan produk-produk seperti alat-alat elektronik dan mesin.
“Kesuksesan negara-negara ini adalah berdasarkan perdagangan dan adanya perang dagang akan mendisrupsi value chain dan akan efeknya ke pertumbuhan ekonomi karena akan menginjeksi ketidakpastian yang membuat perdagangan global melambat,” ucapnya,
“Prospek yang menarik di regional ini bergantung sekali ke perdagangan dunia. Kalau ada perang dagang, ini masalah banget. Tapi, ya balik lagi, ini kan belum terjadi,” lanjutnya.
Asal tahu saja, AS merilis proposal tarif impor bea impor masuk sampai dengan 25%, kepada lebih dari 1.300 produk asal China dengan nilai berkisar US$ 50 miliar.
Proposal ini memuat secara rinci daftar produk asal China yang dikenakan tarif bea masuk impor. Bahkan, proposal tarif impor itu akan ditingkatkan menjadi US$ 100 miliar.
Produk China yang dikenakan tarif bea masuk impor berupa barang teknologi, senyawa kimia, transportasi, produk medis atau farmasi seperti antibiotik, robot industrial serta produk perakitan pesawat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News